Senin, 03 Februari 2014

PENYAKIT REUMATIK DANGANGGUAN GASTROINTESTINAL PADA LANSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia.
Hal ini karena pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.
Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot dan persendian  ini sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes.

B.   TUJUAN
1.    TUJUAN UMUM
Mengetahui gambaran secara umum tentang rematik pada usia lanjut
2.    TUJUAN KHUSUS
a.    Mengetahui pengertian rematik
b.    Mengetahui penyebab rematik
c.    Mengetahui tanda dan gejala rematik
d.    Mengetahu Faktor – faktor  rematik
e.    Mengetahui Jenis – jenis rematik
f.     Mengetahui penanganan rematik

BAB II
PEMBAHASAN
1.    Definisi
Penyakit rematik adalah suatu penyakit yang menyerang anggota gerak, seperti sendi, otot, tulang, dan jaringan sekitar sendi. Gejala yang dikeluhkan oleh penyakit rematik ini hampir sama, seperti nyeri, kaku, bengkak, dan keterbatasan gerak. Pada jenis penyakit rematik yang disertai dengan peradangan, maka kulit akan terlihat memerah. 
Penyakit rematik atau yang dalam bahasa medisnya disebut rheumatoid arthritis (RA) adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti virus, bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Rematik sering disebut dengan rheumatismos, rheumatism, reumatik atau rematik yang secara sederhana bisa diartikan sebagai kondisi kerusakan sendi akibat tidak lancarnya proses perbaikan secara terus-menuers dalam sendi tersebut.
Keadaan tersebut akan semakin parah dengan hadirnya cairan yang dianggap jahat (mukus) yang mengalir dari otak sendi dan struktur lain di dalam tubuh. Karenanya, para ahli kedokteran memasukkan penyakit ini dalam kelompok penyakit pada sendi atau reumatologi.
Dalam istilah kedokteran ini pula, rematik lebih sering disebut dengan keadaan yang selalu disertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot (muskuloskeletal) dan terjadinya penyakit pada jaringan ikat (connective tissue). Bisa juga dikatakan sebagai penyakti yang menyerang sendi, otot dan jaringan tubuh.
Rematik memiliki tiga keluhan utama yaitu nyeri di bagian sendi dan alat gerak, terasa kaku dan lemah. Keluhan tersebut disertai dengan tiga tanda yaitu sendi bengkak, otot lemah dan gangguan otak.
Sekitar 90% penderita rematik adalah orang yang berusia di atas 60 tahun. Jika usia kita telah melewati 50 tahun, sebaiknya jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang membebani anggota badan. Penderita rematik yang berbadan gemuk sebaiknya menurunkan berat badan agar beban lutut tidak terlalu berat.
Menurut lokasinya, penyakit rematik dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu rematik artikuler dan rematik nonartikuler. Rematik artikuler berlokasi pada persendian, seperti reumatoid artritis, osteoartritis, dan gout artritis. Sedangkan rematik nonartikuler disebabkan oleh proses diluar persendian, seperti bursitis dan tendinitis.
 Penyakit rematik secara umumnya diketahui merupakan suatu penyakit tunggal yang disertai dengan gejala nyeri ataupun bengkak pada sendi. Orang selalu mengidentifikasikan perasaan nyeri, sakit, serta kaku pada otot, persendian, tulang dan ligamen (jaringan ikat) dengan istilah rematik. Namun ternyata terdapat lebih dari seratus macam jenis penyakit rematik. Rasa sakit yang ditimbulkan penyakit rematik ini bisa sama, tetapi masing-masing penyebabnya berbeda.
Rematik merupakan penyakit yang dapat berujung pada bahaya karena ketika telah mencapai tingkat kronisnya rematik dapat menjadi salah satu penyebab kelumpuhan pada anggota gerak pada tubuh penderita, nah disini penulis akan menjelaskan tentang penyakit rematik yang merupakan penyakit yang sangat menyebalkan bagi penderitanya, karena penyakit ini bisa sewaktu – waktu kambuh pada saat yang tidak di inginkan.

2.    Penyebab
Penyebab rematik sampai saat ini belum diketahui, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormon. Perempuan lebih mungkin terkena penyakit rematik dibandingkan laki-laki. Pada wanita yang sudah terkena rematik, kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kondisinya.
Rematik disebabkan oleh pengembunan pada bagian tulang belulang yang berkepanjangan sehingga tulang mengalami rasa ngilu dan sakit. Pengembunan pada tulang dan usus atau rongga perut terjadi karena adanya perbedaan udara dingin dan udara yang relatif panas. Selama tidak terjadi pemanasan pada organ tubuh, embun dalam tulang tidak mengalami penguapan. rematik bisa mengakibatkan pengeroposan tulang pada usia yang relatif muda, pincang, bungkuk, dan lain sebagainya.
3.    Tanda dan Gejala
3.1   Tanda dan Gejala Setempat
                               I.     Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
                              II.     Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
                            III.     Poli artritis simetris sendi perifer à Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar  seringkali terkena juga
                           IV.     Artritis erosif à sifat radiologis peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X.
                             V.     Deformitas à pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total.
                           VI.     Rematoid nodul à merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.
3.2    Tanda dan Gejala Sistemik
Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia.
Bila ditinjau dari stadium, maka pada rematik terdapat tiga stadium yaitu:
                              I.        Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
                            II.        Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.


                           III.        Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.
4.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Rematik
Faktor yang mempengaruhi munculnya rematik tergantung pada jenis rematiknya. Serangan pada jenis rematik yang satu dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dengan jenis rematik lainnya.
Rematik tidak hanya menyerang lanjut usia, tetapi menyerang tanpa memandang batas usia. Banyak jenis rematik yang belum diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhinya.
Meskipun penyebab pasti terjadinya Penyakit Rematik belum bisa diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit rematik dan mengakibatkan penyakit Rematik lebih Parah, yang diantaranya sebagai berikut :
a.    Infeksi
b.    Pekerjaan
c.    Makanan
d.    Gangguan imunitas
e.    Kelenjar/hormon
f.     Faktor usia
g.    Faktor lingkungan
h.    Psikologis
i.      Faktor genetik

5.    Jenis – Jenis Rematik
5.1  Arthiritis rheumatoid (AR)
Artritis Rheumatoid merupakan Jenis Penyakit Rematik yang biasanya menyerang persendian tangan dan kaki. Gejalanya adalah terjadi peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi Secara simetris. Rematik jenis juga banyak dialami oleh pada wanita daripada pria, dan mulai dirasakan pada usia 25.
Arthiritis rheumatoid (AR) adalah penyakit autoimun denga inflamasi kronik yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai jaringan dan organ, terutama menyerang sendi yang disebut inflamasi sinovitis, berkembang menjadi kerusakan tulang rawan artikuler dan kekakuan sendi. AR dapat menimbulkan peradangan yang menyebar ke paru, perikardium, pleura, sklera dan timbul lesi noduler yang paling sering di bawah kulit.
Kriteria diagnostik AR menuut American College of Rheumatology (ACR) tahun 1987 :
a.    Kaku pada sendi terutama pada siang hari
b.    Artritis sendi tangan
c.    Nodule rheumatoid simetris
d.    Rheumatoid factor (RF)
e.    Perubahan radiolog
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia 40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri pada sendi saat terjadi mobilitas.
5.2  Rematik Gout
Radang sendi tersebut timbul dengan gejala lengkap berupa nyeri hebat, bengkak, kulit di atas sendi yang sakit berwarna kemerahan dan bila diraba terasa panas. Rasa nyeri yang sedemikian hebat biasanya timbul menjelang pagi hari. Rasa nyeri tersebut membuat penderita sukar berjalan. Puncak rasa sakit tercapai dalam 24 jam setelah timbul gejala pertama. Tanpa pengobatan, serangan arthritis gout akut yang pertama kali ini akan menghilang secara perlahan-lahan dalam waktu 5-14 hari. Serangan gout akut bisa juga mengenai sendi lainnya seperti sendi di pergelangan kaki, lutut dan pangkal jari tangan.
Serangan arthritis gout akut sering kali terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang nyata. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menjadi pemicu penyakit ini seperti :
a.    Alkohol
b.    Makan berlebihan
c.    Trauma/benturan ringan pada sendi
d.    Kekurangan cairan akibat kurang minum
e.    Diet yang terlalu ketat
f.     Puasa, misalnya sebelum menjalankan operasi
Serangan gout akut bisa berlangsung lebih lama lagi bila mendapat pertolongan yang salah. Misalnya diberikan allopurinol atau probenesid pada fase akut sehingga terjadi penurunan mendadak kadar asam urat. Akibatnya, rasa sakit dan lamanya sakit bertambah panjang. Pada serangan arthritis gout akut, kdaar asam urat darah dapat meninggi, normal ataupun rendah. Dalam salah satu penelitian, ternyata pada 12,5% kasus pernderita arthritis gout akut bahkan ditemukan kadar asam urat yang rendah.
Pada serangan pertama  rematik gout akut akan menyerang beberapa sendi sekaligus (poliartikuler) dengan rasa nyeri lebih hebat, rasa sakit lebih lama, kadang disertai demam, frekuensi serangan meningkat dan masa kesembuhan semakin pendek. Kadang-kadang rasa nyeri berlangsung terus-menerus disertai bengkak dan rasa kaku pada sendi yang sakit. Jika penderita ini tidak diobati, suatu saat bisa menjadi reumatik gout kronik sehingga tidak ada lagi masa bebas serangan.
Rematik gout hanyalah salah satu dari lebih 100 jenis penyakit rematik yang telah dikenal. Di Indonesia, rematik gout menduduki urutan kedua terbanyak setelah penyakit osteoartritis (OA) yang lebih dikenal sebagai penyakit perkapuran sendi. Reumatik gout berhubungan dengan tingginya kadar asam urat serum.
Walaupun penyakit ini merupakan jenis penyakit rematik yang pengobatannya mudah dan efektif, tetapi bila diabaikan maka rematik gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Hal ini terjadi karena tumpukan kristal monosodium urat monohidrat (MSUM) di persendian akan menimbulkan peradangan sendi, kemudian memicu timbulnya rematik gout akut. Bila penangananya tidak memadai, selain menimbulkan rasa nyeri yang hebat, peradangan tersebut lambat laun akan merusak struktur sendi dan menyebakan kecacatan.
Kadar asam urat pada laki-laki maupun perempuan sejak lahir sampai usai remaja umumnya rendah. Setelah pubertas, kadar asam urat dalam darah pada laki-laki akan meningkat dan selalu lebih tinggi dari perempuan sebayanya. Oleh karena itu, sekitar 90% penderita gout adalah laki-laki usia pertengahan antara 40-50 tahun. Namun, hal ini bisa terjadi pada semua kelompok usia. Kadar asam urat pada perempuan umumnya tetap rendah dan baru meningkat setelah menopause.
Hal ini disebabkan hormon estrogen pada perempuan berperan membantu pembuangan asam urat melalui urine. Pada usia menopuse, kadar asam urat di dalam darahnya meningkat hingga mendekati kadar pada laki-laki. Dengan demikian, risiko terkena rematik gout pun sama besar dengan laki-laki.
Penyakit timbunan kristal di persendian ternyata tidak hanya disebabkan oleh MSU, tetapi dapat juga disebabkan oleh kalsium pirofosfat dihidrat, kalsium hidroksiapatit, kristal oksalat, kristal lipid, kristal protein, kristal kalsium karbonat dan banyak lagi kristal lainnya.  Sebagian besar kasus rematik gout umumnya memberi gambaran klinis yang khas sehingga diagnosis mudah dibuat berdasarkan riwayat penyakitnya.
Riwayat penyakit gout yang khas adalah sebagai berikut :
a.      Hiperurisemia asimptomatik
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan di mana kadar asam urat darah meningkat selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan rasa sakit di persendian, tidak terjadi pembentukan tofi, ataupun batu urat di ginjal (urolitiasis).
Namun, umumnya rematik gout bisa timbul dapat penderita hiperurisemia yang telah berlangsung bertahun-tahun. Perlu diketahui, bahwa timbulnya serangan reumatik gout akut tidak selalu berhubungan dengan tingginya kadar asam urat darah. Oleh karena itu, kadar asam urat darah yang tinggi tidak selalu identik dengan timbulnya serangan reumatik gout akut. Justru kadar asam urat darah yang tiba-tiba meninggi atau menurun yang bisa mencetuskan serangan reumatik gout akut atau menyebakan lambatnya penyembuhan reumatik gout akut.
b.      Rematik gout akut
Rematik gout merupakan penyakit yang disebabkan oleh deposit kristal monosodium urat (MSU) yang terjadi akibat supersturasi cairan ekstra selular dan mengakibatkan satu atau beberapa manifestasi klinik. Serangan reumatik gout akut yang pertama kali ditandai dengan proses peradangan pada satu sendi (monartikuler), 60% di antaranya timbul pada sendi di pangkal ibu jari kaki.
5.3  Rematik Jantung
Rematik jantung adalah salah satu dari berbagai macam penyakit jantung yang ada. Penyakit rematik jantung (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) ini adalah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) yang disebabkan oleh demam rematik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam rematik, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
Pada beberapa pasien yang mengalami demam rematik akut bisa terjadi kelainan katup jantung lainnya yang bisa berakibat pada gangguan katup jantung, gagal jantung (CHF), radang selaput jantung (perikarditis). Di Amerika Serikat bahkan penyakit rematik jantung ini masih merupakan penyebab dari penyakit jantung yang disebut dengan mitral stenosis (MS) dan juga penggantian katup jantung pada pasien dewasa di sana.
Penyebab rematik jantung ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada tenggorokan selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan yang berulang. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas, demam rematik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit rematik jantung/ Rheumatic Heart Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor lingkungan.
1. Faktor genetik. Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
2. Umur. Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit reumatik jantung. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.

3. Keadaan gizi dan lain-lain. Keadaan gizi serta pola hidup dan juga adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
4. Golongan etnik dan ras. Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.
5. Jenis kelamin. Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
6. Reaksi autoimun. Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
Rematik termasuk dalam kelompok penyakit reumatologi yang menunjukkan suatu kondisi dengan nyeri dan kaku yang menyerang anggota gerak atau sistem muskuloskeleton yaitu sendi, otot, tulang maupun jarigan di sekitar sendi. Rematik banyak jenisnya, termasuk diantaranya asam urat (gout artritis) yang merupakan jenis rematik yang paling populer dan banyak diderita penduduk Indonesia.

Tulang-tulang sebagai keseluruhan rangka mampu bergerak karena adanya sendi-sendi yang menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang lainnya yang diperkuat oleh jaringan ligamen (jaringan ikat yang mengikat tulang-tulang persendian). Untuk membantu memperlancar gerakan, persendidan dilumasi cairan yang khusus (cairan sinovial) dan ujung-ujung tulang dilapisi oleh jaringan yang disebut kartilago (tulang rawan).
Ada beberapa jenis persendian pada tubuh manusia. Sendi yang memungkinkan gerakan bebas ke segala arah disebut sendi sinoval atau diartrosis, seperti sendi peluru pada bahu, serta sendi engsel pada siku dan lutut. Persendian yang gerakannya sangat terbatas disebut amfiartosisi atau sendi tulang rawan, seperti pada sendi antar ruas tulang belakang. Persendian yang tidak memungkinkan pergerakan disebut sinartrosis, seperti pada sendi antar tulang tengkorak.
Persendian sebagai anggota gerak dapat mengalami kerusakan sehingga menimbulkan rasa nyeri yang disebut rematik. Rematik juga dapat menyerang anggota gerak lain, seperti otot, tulang dan jaringan ikat. Rasa nyeri pada anggota gerak dapat disebabkan karena proses patologis (penyakit) pada unsur-unsur  yang ikut menyusun rangka tubuh. Nyeri tersebut dalam istilah kedokteran diberi nama sesuai dengan lokasi gangguannya, seperti nyeri di sendi disebut artralgia, nyeri di tulang disebut osteodinia, nyeri di otot disebut mialgia, dan nyeri di saraf disebut neuralgia. Apabila rasa nyeri tersebut disertai dengan tanda peradangan diberi nama sesuai dengan unsur yang ikut menyusun anggota gerak seperti gangguan pada sendi disebut arthritis, pada tulang disebut osteotitis, pada otot disebut miositis, pada saraf disebut neuritis, tendon (urat otot dan urat tulang) disebut tendonitis, dan pada bantalan cairan di sekitar persendian disebut bursitis.
Pada rematik sendi, jika sendi mengalami peradangan maka sendi akan membengkak, warna kulit terlihat memerah, nyeri dan terasa panas setempat, dan sakit jika diraba. Terkadang, pada kulit akan timbul bercak-bercak dan jika ditekan agak nyeri. Selain itu persendian yang terkena rematik menjadi kaku dan susah digerakkan. Namun, kekakuan juga dapat disebabkan oleh otot yang tegang secara berkesinambungan.
Sebagian orang usia muda dapat menghasilkan bunyi-bunyian jika menekukkan persendian pada jari-jari tangan, kaki atau yang lainnya. Meskipun demikian, bukan berarti mereka itu akan terkena rematik. Pada penyakit rematik dapat dirasakan adanya bunyi berderak yang dapat diraba dan didengar.
Sendi terdiri dari 2 ujung tulang yang tertutup tulang rawan dan tendon yang menahan kedua tulang agar tetap menyatu. Tulang rawan terdiri dari protein yang memungkinkan tulang meluncur diatas satu sama lain dan bertindak sebagai bantalan yang akhirnya akan merusak sendi.
5.4  Osteoarthritis
Merupakan penyakit rematik yang biasa dialami manusia dengan usia diatas 40 tahun. Jenis Penyakit Rematik ini disebabkan karena menurunnya sistem kerja atau fungsi dari tulang sendi atau adanya kerusakan pada tulang rawan sendi.
Osteoartritis ditandai dengan rasa nyeri, deformitas atau pembesaran sendi, lambatnya gerak pada sendi terutama pada bagian tangan dan tulang sendi besar yang biasa menanggung beban.

Penyakit Rematik Jenis Osteoartritis lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria, hal ini dikarena wanita mudah sekali mengalami penurunan hormon. Penyebab lain dari Osteoartritis karena kelainan tulang, kepadatan tulang yang tidak seimbang dan obesitas. Tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah rusak.
Penyakit rematik ini biasanya dialami oleh seseorang pada usia 40 tahun sampai lanjut usia. Penyebab penyakit ini karena menurunnya sistem kerja atau fungsi dari tulang sendi atau akibat kerusakan pada tulang sendi.  Penyakit ini sering dialami oleh wanita karena wanita mudah sekali mengalami penurunan hormon. Penyakit ini ditandai dengan keluhan utama rasa sakit atau pegal linu dan rasa kaku. Bisa pula terjadi bengkak sendi, gangguan gerak, dan lemah otot. Penyakit rematik pada lansia yang menahun (kronis) bisa menimbulkan cacat dibagian tubuh yang terkena.
5.5  Demam Rematik
Demam rematik adalah penyakit akut yang datang terutama dengan gejala-gejala nyeri dan bengkak sendi dan gejala-gejala yang lain sesuai dengan kriteria Jones. Penyakit jantung rematik adalah penyakit jantung kronik yang disebabkan oleh demam rematik.
Demam rematik bisa menimbulkan kelainan pada jantung, sendi, kulit dan otak. Pada jantung kelainan bisa terjadi pada katub-katub jantung yang disebut sebagai penyait jantung rematik. Penyakit ini menyerang anak pada usia 6-15 tahun, biasanya timbul 20 hari setelah terjadi infeksi. Infeksi dapat saja terjadi tanpa ada geala yang disarankan.
Demam rematik akut berhubungan dengan derajat variasi valvulitis dan miokarditis. Penelitian di New Zealand memperlihatkan bahwa disfungsi kontraksi ventrikel kiri selama dan setelah demam rematik akut tergantung pada tingkat dan tipe regurgitasi aorta dan mungkin di pengaruhi oleh intervensi bedah.
Demam rematik harus mencakup kenyataan bahwa ada pebedaan dalam kerentanan tehadap perkembangan demam rematik, meliputi insiden demam rematik dan penyakit jantung rematik yang tidak biasa pada anggota kelompok keluarga tertentu.
6.    Penanganan Rematik
·         Olahraga teratur dan bangun pagi
·         Makan teratur dan minum air putih
·         Terapi pada kaki (lutut sampai telapak kaki), kurang lebih 10 menit pada kaki kanan dan kiri, terutama pada celah tulang betis dan tulang kering
·         Perlu berdiri dengan lutut keduanya dilipat supaya ada pembakaran dan penguapan tubuh.
·         Melakukan olahraga secara benar dan rutin
·         Jangan mandi malam
·         Jangan menggunakan kipas angin sewaktu tidur
·         Jika terpaksa mandi malam, lakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum Anda tidur agar terjadi penguapan
·         Makan yang cukup dan teratur supaya badan tidak terlalu panas dan mudah masuk angin

·         Hindari keluar keringat tidak pada waktunya (keringatan pada waktu malam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar