BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan
dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan
UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi
lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk
usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh
keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan
fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia.
Hal ini karena pada usia lanjut individu akan
mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang
mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan
baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan
fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami
keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama
sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan
85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah
kesehatan.
Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh
jadi tidak terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi
kemungkinan membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot dan persendian
ini sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan jantung, gangguan
pendengaran dan penglihatan, serta diabetes.
B. TUJUAN
1.
TUJUAN UMUM
Mengetahui gambaran secara
umum tentang rematik pada usia lanjut
2.
TUJUAN KHUSUS
a.
Mengetahui pengertian
rematik
b.
Mengetahui penyebab
rematik
c.
Mengetahui tanda dan
gejala rematik
d.
Mengetahu Faktor –
faktor rematik
e.
Mengetahui Jenis –
jenis rematik
f.
Mengetahui penanganan
rematik
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Penyakit
rematik adalah suatu penyakit yang menyerang anggota gerak, seperti sendi,
otot, tulang, dan jaringan sekitar sendi. Gejala yang dikeluhkan oleh penyakit
rematik ini hampir sama, seperti nyeri, kaku, bengkak, dan keterbatasan gerak.
Pada jenis penyakit rematik yang disertai dengan peradangan, maka kulit akan
terlihat memerah.
Penyakit rematik atau yang dalam bahasa medisnya disebut rheumatoid
arthritis (RA) adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan
autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti virus, bakteri, dan
jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Rematik sering disebut dengan rheumatismos, rheumatism, reumatik atau
rematik yang secara sederhana bisa diartikan sebagai kondisi kerusakan sendi
akibat tidak lancarnya proses perbaikan secara terus-menuers dalam sendi
tersebut.
Keadaan tersebut akan semakin parah dengan hadirnya cairan yang dianggap
jahat (mukus) yang mengalir dari otak sendi dan struktur lain di dalam tubuh.
Karenanya, para ahli kedokteran memasukkan penyakit ini dalam kelompok penyakit
pada sendi atau reumatologi.
Dalam istilah kedokteran ini pula, rematik lebih sering disebut dengan
keadaan yang selalu disertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot
(muskuloskeletal) dan terjadinya penyakit pada jaringan ikat (connective
tissue). Bisa juga dikatakan sebagai penyakti yang menyerang sendi, otot dan
jaringan tubuh.
Rematik memiliki tiga keluhan utama yaitu nyeri di bagian sendi dan alat
gerak, terasa kaku dan lemah. Keluhan tersebut disertai dengan tiga tanda yaitu
sendi bengkak, otot lemah dan gangguan otak.
Sekitar 90% penderita rematik adalah orang yang berusia di atas 60 tahun.
Jika usia kita telah melewati 50 tahun, sebaiknya jangan terlalu banyak
melakukan aktivitas yang membebani anggota badan. Penderita rematik yang
berbadan gemuk sebaiknya menurunkan berat badan agar beban lutut tidak terlalu
berat.
Menurut
lokasinya, penyakit rematik dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu rematik
artikuler dan rematik nonartikuler. Rematik artikuler berlokasi pada
persendian, seperti reumatoid artritis, osteoartritis, dan gout artritis.
Sedangkan rematik nonartikuler disebabkan oleh proses diluar persendian,
seperti bursitis dan tendinitis.
Penyakit
rematik secara umumnya diketahui merupakan suatu penyakit tunggal yang disertai
dengan gejala nyeri ataupun bengkak pada sendi. Orang selalu
mengidentifikasikan perasaan nyeri, sakit, serta kaku pada otot, persendian,
tulang dan ligamen (jaringan ikat) dengan istilah rematik. Namun ternyata
terdapat lebih dari seratus macam jenis penyakit rematik. Rasa sakit yang
ditimbulkan penyakit rematik ini bisa sama, tetapi masing-masing penyebabnya
berbeda.
Rematik merupakan penyakit yang dapat berujung pada bahaya karena ketika
telah mencapai tingkat kronisnya rematik dapat menjadi salah satu penyebab
kelumpuhan pada anggota gerak pada tubuh penderita, nah disini penulis akan
menjelaskan tentang penyakit rematik yang merupakan penyakit yang sangat
menyebalkan bagi penderitanya, karena penyakit ini bisa sewaktu – waktu kambuh
pada saat yang tidak di inginkan.
2.
Penyebab
Penyebab rematik sampai saat ini belum diketahui, namun diduga dipicu oleh
kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau
perubahan hormon. Perempuan lebih mungkin terkena penyakit rematik dibandingkan
laki-laki. Pada wanita yang sudah terkena rematik, kehamilan dan menyusui dapat
memperburuk kondisinya.
Rematik
disebabkan oleh pengembunan pada bagian tulang belulang yang berkepanjangan
sehingga tulang mengalami rasa ngilu dan sakit. Pengembunan pada tulang dan
usus atau rongga perut terjadi karena adanya perbedaan udara dingin dan udara
yang relatif panas. Selama tidak terjadi pemanasan pada organ tubuh, embun
dalam tulang tidak mengalami penguapan. rematik bisa mengakibatkan pengeroposan
tulang pada usia yang relatif muda, pincang, bungkuk, dan lain sebagainya.
3. Tanda dan Gejala
3.1 Tanda dan Gejala Setempat
I. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari
(morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari
30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini
berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
II. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
III. Poli artritis simetris sendi perifer à Semua sendi
bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu.
Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun
sendi yang lebih besar seringkali terkena juga
IV. Artritis erosif à sifat radiologis peradangan sendi
yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada
penyinaran sinar X.
V. Deformitas à pergeseran ulnar, deviasi jari-jari,
subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas b€outonniere dan leher angsa.
Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan
fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan
bergerak yang total.
VI. Rematoid nodul à merupakan massa subkutan yang terjadi
pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa
olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau
bulat dan padat.
3.2
Tanda dan Gejala Sistemik
Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia,
anoreksia.
Bila ditinjau dari stadium, maka pada rematik terdapat
tiga stadium yaitu:
I.
Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan
sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
II.
Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan
sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi
tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk
pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
III.
Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif
dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan
pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus,
ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.
4.
Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Rematik
Faktor
yang mempengaruhi munculnya rematik tergantung pada jenis rematiknya. Serangan
pada jenis rematik yang satu dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dengan jenis
rematik lainnya.
Rematik
tidak hanya menyerang lanjut usia, tetapi menyerang tanpa memandang batas usia.
Banyak jenis rematik yang belum diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa
faktor risiko yang mempengaruhinya.
Meskipun
penyebab pasti terjadinya Penyakit Rematik belum bisa diketahui, namun ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit rematik dan
mengakibatkan penyakit Rematik lebih Parah, yang diantaranya sebagai berikut :
a. Infeksi
b. Pekerjaan
c. Makanan
d.
Gangguan imunitas
e.
Kelenjar/hormon
f.
Faktor usia
g.
Faktor lingkungan
h.
Psikologis
i.
Faktor genetik
5.
Jenis – Jenis Rematik
5.1 Arthiritis
rheumatoid (AR)
Artritis Rheumatoid merupakan Jenis
Penyakit Rematik yang biasanya menyerang persendian tangan dan kaki.
Gejalanya adalah terjadi peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi Secara simetris.
Rematik jenis juga banyak dialami oleh pada wanita daripada pria, dan mulai
dirasakan pada usia 25.
Arthiritis rheumatoid (AR)
adalah penyakit autoimun denga inflamasi kronik yang ditandai dengan
pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai
gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. Penyakit ini dapat
mempengaruhi berbagai jaringan dan organ, terutama menyerang sendi yang disebut
inflamasi sinovitis, berkembang menjadi kerusakan tulang rawan artikuler dan
kekakuan sendi. AR dapat menimbulkan peradangan yang menyebar ke paru,
perikardium, pleura, sklera dan timbul lesi noduler yang paling sering di bawah
kulit.
Kriteria diagnostik AR menuut American
College of Rheumatology (ACR) tahun 1987 :
a.
Kaku pada sendi terutama pada siang hari
b. Artritis sendi tangan
c. Nodule rheumatoid simetris
d. Rheumatoid factor (RF)
e. Perubahan radiolog
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan
auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia
40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering
dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri pada
sendi saat terjadi mobilitas.
5.2 Rematik Gout
Radang sendi tersebut timbul dengan gejala
lengkap berupa nyeri hebat, bengkak, kulit di atas sendi yang sakit berwarna
kemerahan dan bila diraba terasa panas. Rasa nyeri yang sedemikian hebat
biasanya timbul menjelang pagi hari. Rasa nyeri tersebut membuat penderita
sukar berjalan. Puncak rasa sakit tercapai dalam 24 jam setelah timbul gejala
pertama. Tanpa pengobatan, serangan arthritis gout akut yang pertama kali ini
akan menghilang secara perlahan-lahan dalam waktu 5-14 hari. Serangan gout akut
bisa juga mengenai sendi lainnya seperti sendi di pergelangan kaki, lutut dan
pangkal jari tangan.
Serangan arthritis gout akut sering kali
terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang nyata. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat
menjadi pemicu penyakit ini seperti :
a.
Alkohol
b.
Makan berlebihan
c.
Trauma/benturan ringan pada sendi
d.
Kekurangan cairan akibat kurang minum
e.
Diet yang terlalu ketat
f.
Puasa, misalnya sebelum menjalankan
operasi
Serangan gout akut bisa berlangsung lebih lama lagi bila mendapat
pertolongan yang salah. Misalnya diberikan allopurinol atau probenesid pada
fase akut sehingga terjadi penurunan mendadak kadar asam urat. Akibatnya, rasa
sakit dan lamanya sakit bertambah panjang. Pada serangan arthritis gout akut,
kdaar asam urat darah dapat meninggi, normal ataupun rendah. Dalam salah satu
penelitian, ternyata pada 12,5% kasus pernderita arthritis gout akut bahkan
ditemukan kadar asam urat yang rendah.
Pada serangan pertama rematik gout akut akan menyerang beberapa sendi
sekaligus (poliartikuler) dengan rasa nyeri lebih hebat, rasa sakit lebih lama,
kadang disertai demam, frekuensi serangan meningkat dan masa kesembuhan semakin
pendek. Kadang-kadang rasa nyeri berlangsung terus-menerus disertai bengkak dan
rasa kaku pada sendi yang sakit. Jika penderita ini tidak diobati, suatu saat
bisa menjadi reumatik gout kronik sehingga tidak ada lagi masa bebas serangan.
Rematik gout hanyalah salah satu dari lebih 100 jenis penyakit rematik yang
telah dikenal. Di Indonesia, rematik gout menduduki urutan kedua terbanyak
setelah penyakit osteoartritis (OA) yang lebih dikenal sebagai penyakit
perkapuran sendi. Reumatik gout berhubungan dengan tingginya kadar asam urat
serum.
Walaupun penyakit ini merupakan jenis penyakit rematik yang pengobatannya
mudah dan efektif, tetapi bila diabaikan maka rematik gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Hal ini terjadi karena tumpukan kristal monosodium
urat monohidrat (MSUM) di persendian akan menimbulkan peradangan sendi,
kemudian memicu timbulnya rematik gout akut. Bila penangananya tidak memadai,
selain menimbulkan rasa nyeri yang hebat, peradangan tersebut lambat laun akan
merusak struktur sendi dan menyebakan kecacatan.
Kadar asam urat pada laki-laki maupun perempuan sejak lahir sampai usai
remaja umumnya rendah. Setelah pubertas, kadar asam urat dalam darah pada
laki-laki akan meningkat dan selalu lebih tinggi dari perempuan sebayanya. Oleh
karena itu, sekitar 90% penderita gout adalah laki-laki usia pertengahan antara
40-50 tahun. Namun, hal ini bisa terjadi pada semua kelompok usia. Kadar asam
urat pada perempuan umumnya tetap rendah dan baru meningkat setelah menopause.
Hal ini disebabkan hormon estrogen pada perempuan berperan membantu pembuangan
asam urat melalui urine. Pada usia menopuse, kadar asam urat di dalam darahnya
meningkat hingga mendekati kadar pada laki-laki. Dengan demikian, risiko
terkena rematik gout pun sama besar dengan laki-laki.
Penyakit timbunan kristal di persendian ternyata tidak hanya disebabkan
oleh MSU, tetapi dapat juga disebabkan oleh kalsium pirofosfat dihidrat,
kalsium hidroksiapatit, kristal oksalat, kristal lipid, kristal protein,
kristal kalsium karbonat dan banyak lagi kristal lainnya. Sebagian besar
kasus rematik gout umumnya memberi gambaran klinis yang khas sehingga diagnosis
mudah dibuat berdasarkan riwayat penyakitnya.
Riwayat penyakit gout yang khas adalah sebagai berikut :
a.
Hiperurisemia asimptomatik
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan di mana kadar asam urat darah
meningkat selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan rasa sakit di persendian,
tidak terjadi pembentukan tofi, ataupun batu urat di ginjal (urolitiasis).
Namun, umumnya rematik gout bisa timbul dapat penderita hiperurisemia yang
telah berlangsung bertahun-tahun. Perlu diketahui, bahwa timbulnya serangan
reumatik gout akut tidak selalu berhubungan dengan tingginya kadar asam urat
darah. Oleh karena itu, kadar asam urat darah yang tinggi tidak selalu identik
dengan timbulnya serangan reumatik gout akut. Justru kadar asam urat darah yang
tiba-tiba meninggi atau menurun yang bisa mencetuskan serangan reumatik gout
akut atau menyebakan lambatnya penyembuhan reumatik gout akut.
b.
Rematik gout akut
Rematik gout merupakan penyakit yang disebabkan oleh deposit kristal
monosodium urat (MSU) yang terjadi akibat supersturasi cairan ekstra selular
dan mengakibatkan satu atau beberapa manifestasi klinik. Serangan reumatik gout
akut yang pertama kali ditandai dengan proses peradangan pada satu sendi (monartikuler),
60% di antaranya timbul pada sendi di pangkal ibu jari kaki.
5.3 Rematik Jantung
Rematik jantung adalah salah satu dari berbagai macam penyakit jantung yang
ada. Penyakit rematik jantung (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) ini adalah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari
katup-katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup
mitral (stenosis katup mitral) yang disebabkan oleh demam rematik. Katup-katup
jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan
infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus
tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam
rematik, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut,
Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
Pada beberapa pasien yang mengalami demam rematik akut bisa terjadi
kelainan katup jantung lainnya yang bisa berakibat pada gangguan katup jantung,
gagal jantung (CHF), radang selaput jantung (perikarditis). Di Amerika Serikat
bahkan penyakit rematik jantung ini masih merupakan penyebab dari penyakit
jantung yang disebut dengan mitral stenosis (MS) dan juga penggantian katup
jantung pada pasien dewasa di sana.
Penyebab rematik jantung ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan
tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus
grup A pada tenggorokan selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam
reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan yang berulang.
Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh
Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang
berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas, demam
rematik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit rematik jantung/ Rheumatic
Heart Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor
lingkungan.
1. Faktor genetik. Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang
tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B
spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
2. Umur. Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada
timbulnya demam reumatik / penyakit reumatik jantung. Penyakit ini paling
sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun.
Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan
sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi
Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang
berumur 2-6 tahun.
3. Keadaan gizi dan lain-lain. Keadaan gizi serta pola hidup dan
juga adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan
faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
4. Golongan etnik dan ras. Data di Amerika Utara menunjukkan
bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada
orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus
dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada
kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang
sebenarnya.
5. Jenis kelamin. Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita
dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan
tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih
sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
6. Reaksi autoimun. Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara
polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan
glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan
valvulitis pada reumatik fever.
Rematik termasuk dalam kelompok penyakit reumatologi yang menunjukkan suatu
kondisi dengan nyeri dan kaku yang menyerang anggota gerak atau sistem
muskuloskeleton yaitu sendi, otot, tulang maupun jarigan di sekitar sendi.
Rematik banyak jenisnya, termasuk diantaranya asam urat (gout artritis) yang
merupakan jenis rematik yang paling populer dan banyak diderita penduduk
Indonesia.
Tulang-tulang sebagai keseluruhan rangka mampu bergerak karena adanya
sendi-sendi yang menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang lainnya
yang diperkuat oleh jaringan ligamen (jaringan ikat yang mengikat tulang-tulang
persendian). Untuk membantu memperlancar gerakan, persendidan dilumasi cairan
yang khusus (cairan sinovial) dan ujung-ujung tulang dilapisi oleh jaringan
yang disebut kartilago (tulang rawan).
Ada beberapa jenis persendian pada tubuh manusia. Sendi yang memungkinkan
gerakan bebas ke segala arah disebut sendi sinoval atau diartrosis, seperti
sendi peluru pada bahu, serta sendi engsel pada siku dan lutut. Persendian yang
gerakannya sangat terbatas disebut amfiartosisi atau sendi tulang rawan,
seperti pada sendi antar ruas tulang belakang. Persendian yang tidak
memungkinkan pergerakan disebut sinartrosis, seperti pada sendi antar tulang
tengkorak.
Persendian sebagai anggota gerak dapat mengalami kerusakan sehingga
menimbulkan rasa nyeri yang disebut rematik. Rematik juga dapat menyerang
anggota gerak lain, seperti otot, tulang dan jaringan ikat. Rasa nyeri pada
anggota gerak dapat disebabkan karena proses patologis (penyakit) pada
unsur-unsur yang ikut menyusun rangka tubuh. Nyeri tersebut dalam istilah
kedokteran diberi nama sesuai dengan lokasi gangguannya, seperti nyeri di sendi
disebut artralgia, nyeri di tulang disebut osteodinia, nyeri di otot disebut
mialgia, dan nyeri di saraf disebut neuralgia. Apabila rasa nyeri tersebut
disertai dengan tanda peradangan diberi nama sesuai dengan unsur yang ikut
menyusun anggota gerak seperti gangguan pada sendi disebut arthritis, pada
tulang disebut osteotitis, pada otot disebut miositis, pada saraf disebut
neuritis, tendon (urat otot dan urat tulang) disebut tendonitis, dan pada
bantalan cairan di sekitar persendian disebut bursitis.
Pada rematik sendi, jika sendi mengalami peradangan maka sendi akan
membengkak, warna kulit terlihat memerah, nyeri dan terasa panas setempat, dan
sakit jika diraba. Terkadang, pada kulit akan timbul bercak-bercak dan jika
ditekan agak nyeri. Selain itu persendian yang terkena rematik menjadi kaku dan
susah digerakkan. Namun, kekakuan juga dapat disebabkan oleh otot yang tegang
secara berkesinambungan.
Sebagian orang usia muda dapat menghasilkan bunyi-bunyian jika menekukkan
persendian pada jari-jari tangan, kaki atau yang lainnya. Meskipun demikian,
bukan berarti mereka itu akan terkena rematik. Pada penyakit rematik dapat
dirasakan adanya bunyi berderak yang dapat diraba dan didengar.
Sendi terdiri dari 2 ujung tulang yang tertutup tulang rawan dan tendon
yang menahan kedua tulang agar tetap menyatu. Tulang rawan terdiri dari protein
yang memungkinkan tulang meluncur diatas satu sama lain dan bertindak sebagai
bantalan yang akhirnya akan merusak sendi.
5.4 Osteoarthritis
Merupakan penyakit rematik yang biasa dialami manusia
dengan usia diatas 40 tahun. Jenis Penyakit Rematik ini disebabkan karena
menurunnya sistem kerja atau fungsi dari tulang sendi atau adanya kerusakan
pada tulang rawan sendi.
Osteoartritis ditandai dengan rasa nyeri, deformitas
atau pembesaran sendi, lambatnya gerak pada sendi terutama pada bagian tangan
dan tulang sendi besar yang biasa menanggung beban.
Penyakit Rematik Jenis Osteoartritis lebih sering
terjadi pada wanita dibanding pria, hal ini dikarena wanita mudah sekali
mengalami penurunan hormon. Penyebab lain dari Osteoartritis karena kelainan
tulang, kepadatan tulang yang tidak seimbang dan obesitas. Tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh
tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah rusak.
Penyakit rematik ini
biasanya dialami oleh seseorang pada usia 40 tahun sampai lanjut usia. Penyebab
penyakit ini karena menurunnya sistem kerja atau fungsi dari tulang sendi atau
akibat kerusakan pada tulang sendi. Penyakit ini sering dialami oleh
wanita karena wanita mudah sekali mengalami penurunan hormon. Penyakit ini
ditandai dengan keluhan utama rasa sakit atau pegal linu dan rasa kaku. Bisa
pula terjadi bengkak sendi, gangguan gerak, dan lemah otot. Penyakit rematik
pada lansia yang menahun (kronis) bisa menimbulkan cacat dibagian tubuh yang
terkena.
5.5 Demam Rematik
Demam rematik adalah penyakit akut yang
datang terutama dengan gejala-gejala nyeri dan bengkak sendi dan gejala-gejala
yang lain sesuai dengan kriteria Jones. Penyakit jantung rematik adalah
penyakit jantung kronik yang disebabkan oleh demam rematik.
Demam rematik bisa menimbulkan kelainan
pada jantung, sendi, kulit dan otak. Pada jantung kelainan bisa terjadi pada
katub-katub jantung yang disebut sebagai penyait jantung rematik. Penyakit ini
menyerang anak pada usia 6-15 tahun, biasanya timbul 20 hari setelah terjadi
infeksi. Infeksi dapat saja terjadi tanpa ada geala yang disarankan.
Demam rematik akut berhubungan dengan
derajat variasi valvulitis dan miokarditis. Penelitian di New Zealand
memperlihatkan bahwa disfungsi kontraksi ventrikel kiri selama dan setelah
demam rematik akut tergantung pada tingkat dan tipe regurgitasi aorta dan
mungkin di pengaruhi oleh intervensi bedah.
Demam rematik harus mencakup kenyataan
bahwa ada pebedaan dalam kerentanan tehadap perkembangan demam rematik,
meliputi insiden demam rematik dan penyakit jantung rematik yang tidak biasa
pada anggota kelompok keluarga tertentu.
6. Penanganan Rematik
·
Olahraga teratur dan bangun pagi
·
Makan teratur dan minum air putih
·
Terapi pada kaki (lutut sampai telapak kaki), kurang
lebih 10 menit pada kaki kanan dan kiri, terutama pada celah tulang betis dan
tulang kering
·
Perlu berdiri dengan lutut keduanya dilipat supaya ada
pembakaran dan penguapan tubuh.
·
Melakukan olahraga secara benar dan rutin
·
Jangan mandi malam
·
Jangan menggunakan kipas angin sewaktu tidur
·
Jika terpaksa mandi malam, lakukan pemanasan terlebih
dahulu sebelum Anda tidur agar terjadi penguapan
·
Makan yang cukup dan teratur supaya badan tidak
terlalu panas dan mudah masuk angin
·
Hindari keluar keringat tidak pada waktunya
(keringatan pada waktu malam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar