Minggu, 02 Februari 2014

Maasalah Seks Pada USILA

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia  diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia  lebih didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua. 
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian Kinsey yang mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang berusia diatas 65 tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil sampel mereka yang berusia antara 50-70 tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita berusia di atas 70 tahun(Alexander and Allison,1995).
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan.
Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.
Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita lansia yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas 45 tahun lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan hubungan seksual secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia umumnya memiliki frekwensi yang relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan tentang masalah seksual pada lansia.
Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang harmonis. Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama, komunikasi seksual diantara pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar. Ketiga karena gangguan fungsi seksual pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan fisiologis maupun patologis.
Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka setiap disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu diperhatikan dalam penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis disfungsi seksual dengan tepat, mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah kesehatan reproduksi tentang masalah seks usia lanjut ini, yaitu:
1.    Agar kami sebagai mahasiswa mengetahui perubahan sistem reproduksi lansia wanita dan pria.
2.    Agar kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui perkembangan reproduksi usia lanjut wanita maupun pria lansia.
3.    Agar kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menangani dan pencegahan pada usia lanjut.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Usia Lanjut
Menurut Ratna Suhartini dari UNAIR, lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini biasaanya individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya. Sedangkan batas lanjut usia menurut UUD No. 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Menurut badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah dinyatakan lanjut usia.

B.     Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1.    Perubahan sistem reprduksi.
a.       Selaput lendir vagina menurun/kering.
b.      Menciutnya ovarium dan uterus.
c.       Atropi payudara.
d.      Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
e.       Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
2.    Kegiatan sexual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi :
a.    fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi,
b.    rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang dan
c.    sosial, Secara sosial kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang paling diharapkan dalammenjalani sexualitas.
Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.
Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam berhubungan seksual. Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat berpengaruh besar terhadap sisi kewanitaannya  seperti :
a.       Penurunan sekresi estrogen setelah menopause.
b.      Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara.
c.       Cerviks yang menyusut ukurannya.
d.      Dinding vagina atropi ukurannya memendek.
e.       Berkurangnya pelumas vagina.
f.       Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas seks.
g.      Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan bibir kemaluan, penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan otot perineal
   Disamping itu ada beberapa gangguan mental yang paling umum yang berpengaruh pada orang tua adalah depresi, dimensia dan menggigau prilaku seksual mungkin berubah secara signifikan pada depresi dan dimensia

C.    Perubahan Reproduksi Usia Lanjut
1.         Wanita
Perubahan Anatomik pada Sistema Genitalia.
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna daneksterna berangsur-angsur mengalami atrofi.
1.    Vagina.
Sejak klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi, meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan berhenti berfungsi. Mukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub mukosa tidak lagi mempertahankan elastisitas¬nya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia eksterna.



2.      Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik.Serviks menyusut tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.
3.      Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi“keriput” sebagai akibat atrofi dari medula, bukan  akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya, permukaan ovarium menjadi  rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat  folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium.Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.
4.      Payudara (Glandula Mamae)
Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana payudara tetap besar dan menggan¬tung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya mem¬pengaruhi kelenjar payudara saja.Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi “keras” dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa akromegali ringan.Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang.Kadang timbul pertumbuhan rambut pada wajah.Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar ovarium.Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa klimakterik.
5.      Monopouse
Seorang wanita dikatakan menopause minimal 12 bulan setelah menstruasinya yang terakhir, ditandai dengan gejala-gejala vasomotor dan urogenital, misalnya kering vagina dan dispareunia. Masa sekitar 12 bulan itu dinamakan klimakterium. Sementara sebelum benar-benar menopause, 5-10 tahun sebelumnya gejala-gejala vasomotor dan mens yang ireguler ini sudah mulai muncul, dinamakan fase perimenopause.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual,  dapat di bedakan menjadi 3 bagian yaitu   :
a.       Fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi.
b.      Rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang.
c.       Sosial, Secara sosial  kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang paling diharapkan dalam menjalani sexualitas.
Pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.

2.      Pria
Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia pria adalah :
a.    Andropause
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Pada pria penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon – hormon lainnya sedemikian perlahan. Kesuburan pria menurun dengan bertambahnya usia. Keadaan ini terjadi karena fungsi testis yang membentuk sel spermatozoa menurun. Selain itu, sebagian pria lansia mengalami suatu keadaan yang disebut andropause. Selain gejala di atas, pria yang mengalami masa andropause juga mengalami beberapa keluhan, yaitu kelelahan, hilangnya selera makan dan dorongan seksual, mudah tersinggung, serta terganggunya daya konsentrasi. Andropause terjadi pada usia sekitar 40- 60 tahun.
Gejala penuaan pada pria bisa ditandai dengan sindrom kekurangan produksi hormon lelaki, atau testosteron. Selain kekurangan testosteron, pria yang terkena andropatis akan mengalami penurunan hormon melatonin dan perubahan pada follicle stimulating hormone (FSH) serta luteinizing hormone (LH). Dua terakhir inilah yang berperan terhadap kejantanan pria. Jika testosteron menyusut tidak hanya mutu sperma yang menurun tetapi daya ereksi dan libido juga terganggu. Ini akan membuat pria tidak percaya diri. Seperti halnya wanita, pria juga akan mengalami gejala-gejala seperti keropos tulang (osteoporosis), kekakuan pembuluh darah jantung, cepat lelah, dan menurunnya kekebalan tubuh. Bila hormon melatonin ikut berkurang, pria akan terserang penyakit susah tidur dan mengalami gangguan pigmen pada rambut alias mulai keluar uban (Arief, 2007).
b.      Produksi testoteron menurun secara bertahap.
Penurunan ini mungkin juga akan menurunkan hasrat dan kesejahteraan . Testis menjadi lebih kecil dan kurang produktif . Tubular testis akan menebal dan berdegenerasi. Perubahan ini akan menurunkan proses spermatogenesis, dengan penurunan jumlah sperma tetapi tidak mempengaruhi kemampuan untuk membuahi ovum.
c.       Kelenjar prostat biasanya membesar.
Hipertrofi prostate jinak terjadi pada 50% pria diatas usia 40 tahun dan 90% pria diatas usia 80 tahun. Hipertrofi prostat jinak ini memerlukan terapi lebih lanjut.
d.      Respon seksual terutama fase penggairahan (desire), menjadi lambat dan ereksi yang sempurna mungkin juga tertunda. Elevasi testis dan vasokongesti kantung skrotum berkurang, mengurangi intensitas dan durasi tekanan pada otot sadar dan tak sadar serta ereksi mungkin kurang kaku dan bergantung pada sudut dibandingkan pada usia yang lebih muda. Dan juga dibutuhkan stimulasi alat kelamin secara langsung untuk untuk menimbulkan respon. Pendataran fase penggairahan akan berlanjut untuk periode yang lebih lama sebelum mencapai osrgasme dan biasanya pengeluaran pre-ejakulasi berkurang bahkan tidak terjadi.
e.       Fase orgasme, lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa disadari. Intensitas sensasi orgasme menjadi berkurang dan tekanan ejakulasi serta jumlah cairan sperma berkurang. Kebocoran cairan ejakulasi tanpa adanya sensasi ejakulasi yang kadang-kadang dirasakan pada lansia pria disebut sebagai ejakulasi dini atau prematur dan merupakan akibat dari kurangnya pengontrolan yang berhubungan dengan miotonia dan vasokongesti, serta masa refrakter memanjang pada lansia pria. Ereksi fisik frekuensinya berkurang termasuk selama tidur.
f.       Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna yang tidak biasa. Frekuensi kontraksi sfingter ani selama orgasme menurun.
g.      Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang, pada umumnya 12 sampai 48 jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan beberapa menit saja.
h.      Ejakulasi terhambat dapat disebabkan oleh faktor fisik atau faktor psikis. Penyebab fisik meliputi gangguan anatomi pada kelamin, kerusakan saraf, dan obat-obat yang mengganggu fungsi saraf, misalnya guenethidine.
Tetapi sebagian besar ejakulasi terhambat disebabkan oleh faktor psikis,misalnya sejak masa kecil diberi pelajaran atau informasi bahwa perbuatan seks merupakan suatu dosa atau sesuatu yang kotor, rasa takut terjadi kehamilan, ataupun akibat trauma psikoseksual yang dialami pria.
i.      Ereksi pagi hari (morning erection) semakin jarang terjadi. Hal ini tampaknya berhubungan dengan semakin menurunnya potensi seksual. Oleh karena itu, jarang atau seringnya ereksi pada pagi hari dapat menjadi ukuran yang dapat dipercaya tentang potensi seksual pada seorang pria. Penelitian Kinsey, dkk menemukan bahwa frekuensi ereksi pagi rata-rata 2,05 perminggu pada usia 31-35 tahun dan hal ini menurun pada usia 70 tahun menjadi 0,50 perminggu.


D.    Pencegahan dan Penanganan
1.      Cara mengatasi keluhan menopouse :
a.       Berbagi keluhan yang muncul akibat perubahan-perubahan menjelang menopouse dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat menggantikan fungsi hormon esterogen. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sel-sel yang mengalami kemunduran.
b.      Mengkonsumsi vitamin yang berfungsi menghambat penuanaan.
c.       Olah raga yang cukup dan sesuai dengan usianya adalah suatu cara untuk menyehatkan fisik. Dengan olahraga tubuh akan terhindar dari penyakit-penyakit yang rentan dihadapi oleh para lansia.
d.      Makan dengan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan, hindari makanan berlemak. Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang dapat membantu proses metabolisme tubuh.
e.       Melakukan hobi yang dapat mendukung kehatan bisa membuat perhatian teralihkan dari keluhan-keluhan menopouse.
f.       Tetaplah berkarya agar wanita menopouse dapat mempertahankan rasa percaya dirinya.
g.      Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan sosial.
h.      Bersosialisasi dengan lingkungan.
i.        Berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai masalah yang sama agar dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan.
j.        Berkonsultasi dengan orang yang pakar dalam masalah menopouse.
k.      Berkomunikasi dengan suami dan keluarga agar mereka dapat memberikan support yang baik.
l.        Tingkatkan amal ibadah kepada tuhan yang maha esa.
2.      Zat gizi yang dapat membantu mengurangi  keluhan menopouse :
a.       Asam lemak omega 3 yang berfungsi untuk mencegah terjadinya depresi.
b.      Asam folat yang berfungsi untk mencegah terjadinya depresi.
c.       Zat besi untuk meningkatkan hemoglobin darah.
d.      Kalsium untuk mengurangi keluhan hot flush dan osteoporosis.
e.       Vitamin D untuk mengurangi keluhan pada kulit dan tulang.
Sumber makanan alamiah : ikan berlemak, whole grain, sayuran berdaun hijau, jus jeruk, daging merah, kacang-kacangan, bayam, kismis, sereal. Susu rendah lemak dan produk olahannya, ikan kaleng, ikan teri, tuna, salmon, dll.
3.      Terapi Menopouse
Pengobatan utama pada menopouse adalah dengan memberikan therapy hormone esterogen dari luar atau dikenal dengan Hormone Replacement Therapy (HRT). Prinsip pemberiannya adalah :
a.       Wanita yang masih memiliki uterus, diberikan kombinasi esterogen dan progesteron, penambahan progesteron ini bertujuan untuk menghindari resiko terkena kanker endometrium.
b.      Wanita yang sudah tidak memiliki uterus, diberikan esterogen saja secara kontinyu.
c.       Wanita yang masih haid di berikan esterogen secara sekuensial.
d.      Wanita yang masih menginginkan terjadinya menstruasi, diberikan esterogen secara sekuensial.
e.       Wanita yang tidak ingin terjaidnya menstruasi diberikan secara kontinue.
f.       Jenis esterogen dan progesteron yang di berikan adalah yang bersifat alamiah.
g.      Awal pemberian haus diberikan dengan dosis rendah.
Cara pemberian Hormone Replacement Theraphy (RHT).
a.       Oral.
b.      Transdermal.
c.       Sublingual.
d.      Intramuskular.
e.       Semprot hidung.
f.       Implan (susuk).
g.      Pervaginam (krem vagina).
Efek samping dari pemberian hormone replace teraphy
a.       Nyeri payudara.
b.      Peningkatkan berat badan.
c.       Keputihan dan sakit kepala.
d.      Perdarahan.
Biasanya efek samping ini muncul karena pemberian esterogen dengan dosis tinggi.
4.      Memperlambat datangnya menopouse :
Masa menopouse terkadang membuat sebagian wanita menjadi cemas padahal sebenarnya hal ini tidak perlu di khawatirkan karena datangnya menopouse sebenarnya dapat di perlambat dengan cara mengatur dan memulai hidup sehat. Persiapannya antara lain :
a.       Olahraga secara teratur dan kuntinue dapat meningkatkan kekuatan fisik dan kekuatan tulang. Olahraga yang dapat di lakukan antara lain jalan kaki, joging dan senam.
b.      Mengkonsumsi makanan yang banyak yang mengandung kalsium dapat mengurangi resiko terjadinya pengeroposan tulangatau osteoporosis. Kalsium banyak ditemukan pada susu tinggi kalsium, keju dan kacang-kacangan.
c.       Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin dapat meningkatkan kesahatan dan daya tahan tubuh . vitamin banyak di temukan pada sayuran dan buah-buahan.
d.      Mengurangi konsumsi minuman yang banyak mengndung kafein, contohnya antara lain kopi, teh dan minuman bersoda. Karena minuman ini meghambat penyerapan kalsium dan zat besi.
e.       Tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok karena kedua hal ini dapat mempercepat terjadinya menopouse dan meningkatkan resiko terkena penyakit osteoporosis.
5.      Pengobatan Andropouse
Pengobatan utama pada andropouse adalah dengan memberikan theraphy hormone testosteron dari luar atau dikenal dengan hormon replacement theraphy (HRT) pemberian theraphy hormon ini tidak menyebabkan raas sakit dan sangat efektif untuk di lakukan.
Kontra indikasi pemberian ormon replacement therapy (HRT) adalah :
a.       Kanker payudara (pada pria).
b.      Kanker prostat.
c.       Penderita dengan gejala gangguan saluran kemih bawah.
Pemberian hormon replacement therapy (HRT), mempertimbangkan keadaan berikut ini apakah tepat di lakukan atau tidak :
a.       Penyakit hati.
b.      Penyakit jantung atau pembuluh darah.
c.       Edema (pembengkakan muka, tangan, kaki, telapak kaki).
d.      Pembesaran prostat.
e.       Penyakit ginjal.
f.       Diabetes melitus.
Hal yang harus di informasikan kepada dokter sebelum pemberian hormon replacement hormon therapy (HRT) adalah :
a.       Alergi terhadap androgen.
b.      Masih ingin mempunyai anak lagi, karena hrmone replace therapy (HRT) dapat menyebabkan andropouse.
c.       Pria yang mempunyai tertentu yang mengharuskan ia bedrest total.
d.      Sedang meminum obat antikoaguladi (peluruh darah).
Cara pemberian hormon replace therapy (HRT) :
a.       Ral
b.      Transdermal
c.       Sublingual
d.      Intamuskular
e.       ]semprot hidung
f.       Implan (susuk)
Pada proses therapy, pasien harus seiring melakukan konsultasi ke dokter karena pemberian therapy ini berpotensi menimbulkan efek samping yang mengganggu. Hal yang harus dipertahankan sebelum pemberian therapy ini berpontensi menimbulkan efek samping yang menganggu.
a.       Pemeriksaan fisik lengkap
b.      Pemeriksaan laboratorium
c.       Pemeriksaan colok dubur dan antigen spesifik-prostat (prostate specific antigen, PSA).
Manfaat pengobatan hormone replacement therapy, yaitu :
a.       Gejaa emosional membaik.
b.      Rasa percaya diri membaik.
c.       Energi dan kekuatan otot bertambah meningkat.
d.      Tidur menjadi nyenyak.
e.       Libido dan kemampuan seksual meningkat.
f.       Massa tubuh meningkat, dan lemak berkurang.
g.      Penurunan potensi penyakit jantung.
h.      Meningkatkan densitas tulang.
i.        Meningkatkan komposisi tubuh.
j.        Meningkatkan daya penglihatan-ruang.
Manfaat ini biaanya dalam kurun 3-6 minggu.
6.      Pencegahan andropouse
Pencegahan andropouse difokuskan pada keluhan agar memasuki usia tua, lansia dapat tetap menikmati hidup. Faktor psikologi sangat berpengaruh pada proses andropouse dukungan keluarga dapat memberikan nilai positif karena terkadang rasa percaya diri  pada pria andropouse menurun sehingga meningkatkan pula dampak andropouse. Selain itu, kesehatan jasmani dan menjaga gaya hidup juga penting dilakukan.
7.      Prima di usia senja
Menjadi prima di usia senja bukanlah hal yang sulit, berikut adalah beberapa cara yang dapat dan mudah dilakukan para lansia agar tetap sehat, bahagia dan berkualitas di usia senjanya :
a.       Menjaga berat badan.
Berikut rumus berat badan yang ideal :
1)            Berat badan relatif
Ket :
> 90%             = Berat Badan Kurang
90% - 110%    = Berat Badan Normal
>110%            = Berat Badan Lebih
>120%            = Kegemukan
2)      Indeks masa tubuh
Ket :
<18, 5         = IMT Kurang
18,5 – 2,5   = IMT Normal
2,5 – 27      = IMT Lebih
> 27            = Obesitas
b.      Makan-makanan dengan menu gizi seimbangdan sesuai kebutuhan.
Semakin bertambahnya usia maka metabolisme tubuh akan semakin lambat. oleh karena itu lansia di anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang lunak yang dapat membantu proses pencernaan, selain itu pengaturan waktu makan lansia juga penting untuk menjaga sistem pencernaan.
Berikut adalah contoh menu dan jadwal pemberiannya pada lansia :
1)   Makan pagi : bubur (beras putih/ beras merah), singkong/ ubi, daging kelapa muda dan susu segar khusus lansia.
2)   Makan siang : nasi, tahu, tempe, sayuran segar yang di cincang halus.
3)   Makan malam : sop sayur, ikan, ayam (di blender) tanpa nasi.
Jus buah dan jus sayuran juga dapat diberikan pada manula untuk menjaga kestabilan metabolisme tubuh yang jugadapat berfungsi untuk terapi kesehatan. Contohnya adalah seledri dan wortel untuk antioksidan, seledri dan delima untuk pegel linu, wortel dan daging kelapa muda untuk asam lambung, nanas dan jahe untuk kaku otot, pepaya dan pisang untuk lambung.
Anjuran para ahli gizi untuk manula yang sehat adalah :
1)   Makan tidak berlebihan, yang terpenting adalah mengandung zat gizi yang di butuhkan manula.
2)   Jenis makanan dan cara mengolahnya yang bervariasi agar manula tidak bosan.
3)   Mengurangi konsumsi lemak, terutama sumber hewani.
4)   Mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula.
5)   Mengurangi mengkonsumsi garam.
6)   Memperanyak makan makanan yang banyak mengandung serat.
7)   Minum air putih yang cukup.
c.       Melakukan gaya hidup sehat.
Potensi terserang penyakit pada lansia adalah lebih besar dibandngkan pada usia muda, oleh karena itu para lansia harus menjaga pola hidupnya dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dapat meningkatkan resiko terserang penyakit. Berikut adalah contoh gaya hidup sehat lansia :
1)   Tidak merokok
2)   Tidak mengkonsumsi kopi
3)   Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang
4)   Tidak mengkonsumsi alkohol
5)   Makan teratur
6)   Istirahat yang cukup
7)   Tidak sering marah-marah
8)   Sering tertaws/ bercanda
9)   Menghindari makanan yang dapat meningkatkan resiko terserang penyakit kolesterol, asam urat, jantung, diabetes dan kegemukan.
d.      Melakukan kgiatan aktivitas tertentu.
Usialanjut bukanlah penghalang bagi seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu seperti saat ia masih muda. Lansia bisa menyalurkan hobinya pada kegiatan tertentu yang dapat menyehatkan jasmani dan rohani. Contoh keegiatan tersebut adalah :
1)        Membaca buku
2)        Mengarang buku
3)        Aktif mendengarkan renungan atau kajian-kajan rohani
4)        Membuat patung dari tanah liat
5)        Melukis
6)        Membuat kerajinan tangan
7)        Bercocok tanam
8)        Memelihara binatang
e.       Melakukan olahraga.
Olahraga yang teratur dapat menurunkan resiko terserang penyakit degeneratif, oleh karena itu lansia dianjurkan untuk berolahraga yang ringan tapi teratur. Jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh lansia antara lain berenang, berjalan kaki, bersepeda santai dan senam lansia. Manfaat olahraga bagi lansia adalah :
1)   Memperlambat proses penuaan
2)   Menjaga kesehatan jasmani
3)   Melindungi tubuh untuk menghadapi penyakit
f.       Medical check up.
Pemeriksaan kesehatan secara kontinue merupakan upaya yang sangat bagus dalam pemeliharaan kesehatan. Dalam pemeriksaan rutin ini dapat terdeteksi penyakit-penyakit yang mungkin akan timbulpada lansia sehingga kita bisa melakukan pencegahan serta pengobatan maksimal sehingga mengurangi timbulnya penyakit yang berat atau keganasan.
Sebaiknya lansia di beri dorongan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ini oleh pasangan, keluarga ataupun orang yang merawat lansia karena terkadang para lansia merasa dirinya sehat dan tidak mempunyai potensi terserang penyakit.
g.      Hidup dengan santai.
Olahraga bukan hanya di butuhkan fisik saja, tetapi olahraga mental juga di butuhkan oleh setiap orang terutama pada lansia. Para lansia membutuhkan hal-hal positif dalam hidup agar pikirannya menjadi sehat dan dapat menjalani hidupnya dengan santai. Berikut beberapa hal positif agar hidup lansia menjadi santai :
1)        Banyak tertawa
2)        Hubungan baik dengan orang lain
3)        Menghindari stress
4)        Dukungan dari semua pihak terhadap aktiitasnya
5)        Berpandangan positif 
BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas fisik juga fungsinya mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
Perkembangan Reproduksi Usia Lanjut
1.      Wanita
Perubahan Anatomik pada Sistema Genitalia.Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna daneksterna berangsur-angsur mengalami atrofi.
2.      Pria.
Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia pria adalah :
a.         Produksi testoteron menurun secara bertahap.
b.         Kelenjar prostat biasanya membesar.
c.         Respon seksual terutama fase penggairahan (desire), menjadi lambat danereksi yang sempurna mungkin juga tertunda.
d.        Fase orgasme, lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa disadari.
e.         Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna yang tidak biasa. Frekuensi kontraksi sfingter ani selama orgasme menurun.
f.          Ejakulasi terhambat (retard ejaculation)
g.         Pada gangguan ini, terjadi ketidak mampuan mengalami ejakulasi di dalam vagina.
h.         Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang.
i.           Ereksi pagi hari (morning erection) semakin jarang terjadi
B.     SARAN
Guna kesempurnaan Makalah ini,kami kelompok 4 sangat mengharapkan kritik serta saran yang bisa membangun.Oleh karena itu sekiranya Rekan-rekan dari kelompok lain beserta Dosen Pembimbing untuk memberikan tambahan yang insya Allah akan membangun dari Makalah yang kami buat ini
                                          
DAFTAR PUSTAKA


Fitrah danWahyunita Dwi Vina. Memahami Kesehatan Pada Lansia. CV.Trans Info Media. Jakarta Timur. 2010
Arief, Irfan. ”Andropause Bukan Pause Pada Pria.” (18 September 2007).
http://amienselalutersenyum.blogspot.com/2013/04/reproduksi-lansia.html. Diakses tanggal 9 Oktober 2013 pukul 13.05 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar