Jumat, 31 Januari 2014

Malah Masalah kesehatan yang di alami oleh lansia

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk lasia (Population Aging) di Indonesia bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakan suatu fenomena di berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21 akan terjadi diIndonesia yang mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan penduduk lansia tercepat jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Fenomena tersebut diatas sangat menarik dan mendesak untuk memperoleh penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibat fenomena tersebut  dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik-biologis, aspek mental psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengan demikian maka perlu mengantisipasi berbagai masalah yang nantinya akan ditimbulkan sedini mungkin.
Menurut  data dari 11th Asean Gerontologi Course yang dipresentasikan oleh Yenny, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 9,77% dimana 50% populasi lansia adalah wanita. Dari data tersebut maka Indonesia bukan lagi dikategorikan sebagai penduduk muda, namun sudah tergolong penduduk intermediate. Selain itu, post-war baby boom di Indonesia yang terjadi pada decade 1960 – 1970an diperkirakan akan mengakibatkan aged-population boom pada dua decade permulaan abad ke-21.
Secara teoripun perempuan lebih cepat mengalami masalah kesehatan pada usia senja pada usia 60 tahun, lebih sedikit wanita yang masih sexual active yaitu  hanya 56% dibanding laki-laki sebesar 75%; sedangkan pada usia 80 – 102 tahun tahun hanya 30% wanita yang masih seksual aktif sedangkan lebih banyak laki-laki yang masih sexual active sebesar 63%.
Masalah yang akan dikupas dalam makalah ini lebih difokuskan pada masalah kesehatan pada lansia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Berbagai Definisi
2.1.1        Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Untuk dapat mendefinisikan penduduk lanjut usia, maka perlu memperhatikan berbagai aspek yaitu aspek biologi, ekonomi, social, dan batasan usia (BKKBN, 1998 dalam Prihastuti, 2001).
Secara biologis, penduduk lansia adalah penduduk yang telah menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yan dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena dengan bertambah tua usia seseorang, maka terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan serta system organ.
Dari sudut pandang ekonomi¸penduduk lansia secara umum dipandang lebih sebagai beban daripada potensi sumberdaya bagi pembangunan. Bagi para lansia yang masih bekerja, produktivitasnya dianggap sudah menurun sehingga pendapatannyapun lebih rendah dibanding dengan penduduk usia produktif. Tetapi sebaliknya, kenyataan dilapangan  tidak semua lansia  memiliki kualitas dan produktivitas yang menurun. Pada sebagian kaum lansia, tidak sedikit pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki dimana potensi tersebut tidak dimiliki oleh kaum muda.
Jika ditinjau dari aspek sosial, penduduk lansia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri. Di Asia khususnya di masyarakat tradisional, termasuk Indonesia, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi dimana penduduk dengan usia yang lebih muda harus menghormati meraka yang berusia lebih tua. Namun lain halnya dengan di negara Barat misalnya, penduduk lansia menduduki kelas sosial dibawah kaum muda sehingga pengaruh mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial semakin menurun.
2.1.2        Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami lansia
Penyakit pada lansia berbeda dengan penyakit pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat proses menua yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami lansia adalah :
1.      Mulut dan gigi
Gigi menjadi ompong yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal, sehingga gusi menjadi atrofi secara prograsif; mulut kring sehingg air liur mudah mengental.
2.      Kulit
Masalah yang sering muncul adalah gatal-gatal kulit kering dan mudah terluka.

3.      Ekstremitas atas dan bawah
Kulit kaki dan tangan kering, terjadi penebalan pada daerah yang tertekan, beberapa bagian kulit bahkan menipis, kulit terkelupas, pecah-pecah dan mudah tergores. Selain itu juga berbagai kelainan pada kuku seperti lapisan tanduk yang semakin mengeras, hipertropi kuku atau kuku yang merusak jaringan lunak dibawahnya.
4.      Mobilitas
Masalah mobilitas pada usia lanjut biasanya akibat faktor sekunder, misalnya keterbatasan pergerakan klien yang terjadi akibat beratnya penyakit atau kompleksitas dari gangguan fungsi tubuhnya. Untuk itu perlu dikaji kemampuan lama dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan serta waktu yang digunakan untuk bristirahat setelah menjalani aktivitas tertentu.
5.      Eliminasi
Pada Konstipasi, diare merupakan keluhan utama klien usia lanjut yang paling menonjol. Maka hal yang perlu dikaji adalah : frekuensi dan pola defekasi, penggunaan laxative atau nema, pola diet, masukan dan keluaran cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus serta mengidentifikasi faktor penyebab munculnya masalah eliminasi. sedangkan Pada inkontinensia urin yaitu beser yaitu keluarnya air seni tanpa disadari.
6.      Penglihatan
Ketidakmampuan melihat secara jelas merupakan masalah yang selalu muncul bahkan klien dapat mengalami kehilangan fungsi penglihatan, glaukoma dan katarak. Hal yang perlu dikaji adalah jenis alat bantu pnglihatan yang digunakan serta pemeriksaan fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.
7.      Pendengaran
Penurunan atau menghilangnya fungsi mendengar juga kerap muncul seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga perlu diketahui adakan alat bantu pendngaran yang digunakan klien.
8.      Jantung dan Pembuluh darah
Peningkatan TD (hipertensi), hipotensi orthostatis, penyakit jantung koroner atau bahkan gagal jantung merupakan penyakit yang lazim terjadi pada klien usia lanjut. Perubahan hemodinamik, pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas, palpitasi, vertigo bahkan sinkop merupakan data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat.
Penyakit kardiovaskuler yang menjadi pembunuh pertama di negara-negara  industri maju makin naik prevalensinya di negara-negara sedang berkembang sejalan dengan kemajuan dan kemakmuaran yang dinikmatinya, termasuk di Indonesia.sebab terutama ksakitan dan kematian pada para lansia ini adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensif, penyakit jantung pulmulmonik,kardiomiopati dsb. Dengan komplikasi-kompliksi berupa gagal jantung kongestif, aritmia kordis, perkapuran katup jantung dsb.
Perubahan anatomik, fisiologik pada orang lansia, serta macam-macam penyakt jantung yang telah disebut di atas, secara terinci dengan faktor resiko-resikonya yang beraneka ragam, merokok, hipertensi, dislipidemi, DM.
Tujuan utama pengobatan ialah menghindari disabilitas dan mortalitas prematur, mempertahankan fungsi dan perbaikan kulaitas hidup. Pengetahuan mengenai pengaruh usia dan farmakokinesi dan farmakodinamik dan interaksi obat-obat yang banyak harus dikuasai betul.

9.      Pernafasan
Pnemonia dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah kesehatan pada sistem respirasi yang menonjol bagi usia lanjut. Untuk itu perlu diketahui adanya batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, mudah lelah, lemah, BB menurun, tidak nafsu makan dll.
Usia lanjut bukanlah penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadpa stress atau pengaruh lingkungan. Proses menua melandasi berbagai kondisi yang terjadi pada usia lanjut (Kumar etal, 1992)
4 kriteria suatu kemunduran fungsi tubuh yang harus dipenuhi (Wijayakusumah, 1992) :
a.       Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh harus bersifat universal, artinya umumnya terjadi pada setiap orang
b.       Proses menua disebabkan oleh faktor instrinsik, yang berarti perubahan fungsi sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi dalam sel dan bukan oleh faktor lain.
c.       Proses menua terjadi secara prorasif, berkelanjutan, berangsur lambat dan tidak dapat berbaik lagi.
d.      Proses menua bersifat proses kemundurn / kerusakan (injury).

Penyakit paru yang sering ditemukan pada usia lanjut adalah : infeksi saluran nafas bagian bawah (khususnya pnemonia), tuberkulosis paru, PPOM dan karsinoma paru pada usia lanjut.
10.  Endokrin
Diabetes melitus dn penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui pada usia lanjut. Tanda dan gejala terhadap kehilangan atau meningkatnya BB, hilangnya atau meningkatnya nafsu makan, sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya intoleransi terhadap perubahan cuaca dingin atau panas.
Proses menua sering dihubungkan dengan penurunan berbagai faal tubuh, antara lain : faal endokrin. Namun tidak semua benar, banyak keadaan yang harus diperhatikan dalam menilai kelainan endokrin usia lanjut, misalnya cara pendekatan, interpretasi hasil alboratorium, interpretasi gejala klinis maupun pemberian obat.
Beberapa kelainan yang sering terjadi dibahas disini, yaitu DM, kelaian tiroid : hipertiroid, hipotiroid, kanker tiroid, hormon sek pada pria maupun wanita serta pengobatan hiperkolesterolemia pada usia lanjut.

11.  Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman subjektif bagi setiap individu. Nyeri pada usia lanjut dirasakan 2x lebih berat dibandingkan usia muda (Luckman, 1997).
Data yang perlu dikumpulkan adalah skala nyeri, pernyataan rasa nyeri, menangis, mengerang kesakitan, agitasi, lemah, dan tampak tertekan disamping adanya prubahan TTV.

12.  Depresi
Perasaan tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh karena bertambahnya usia. Sulit berkosentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan atau terlalu banyak tidur, kelebihan atau kehilangan BB, hilangnya minat melakukan aktivitas, berfikir untuk mati atau bunuh diri dan menurunnya motivasi serta energi merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.

13.  Demensia
Demensia ditandai dengan adanya gangguan berbahasa, kehilangan daya ingat terutama ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan alasan yang abstrak, sangat tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tidak mampu untuk berkomuniksi dengan jelas secara lengkap dan ekspresif.
14.  Kelainan hematologi usia lanjut
Anemia kekurangan zat besi pada golongan usia lanjut selalu disebabkan karena kehilangan darah. Oleh karena itu, dalam pengelolaan harus dicari penyebab perdarahan terutama dari sistem gastro intestinal. Anemia pernisiosa, defisiensi vitamin B12 dan asam folat merupakan penyebab anemia megaloblastik pada usia lanjut.
Penyebab kekurangan B12 pada usia lanjut adalah gastrektomi, kelainan ileum (Crohn, tuberkulosis, limfoma, fistel); sedangkan penyebab kekurang asam folat pada usia lanjut adalah diet khusus, reseksi djedjenum, anemia hemolitik kronik, keganasan, penyakit inflamasi kronik dialisis, penggunaan obat yang merupakan antagonis penggunaan asam folat. Gejala klinik anemia defisiensi Vit. B12 merupakan kombinsi antara anemia megaloblastik dan gangguan neuropati. Leukimia Mielositik (LMA) sering terjadi pada golongan usia lanjut. Prognosis LMA pada usia lanjut lebih jelek karena adanya 2 fakto, yaitu :
a.       Penurunan toleransi terhadap kemoterapi, yang mengakibatkan tingginya awal akibat infeksi.
b.      Akibat tingginya angka kejadian leukimia sekunder, yang merupakan transpormasi dari sindroma mielodisplasia. Leukimia sekonder ini resisten terhadap kmeoterapi.

Sindroma meilodisplasia merupakan preleukimia. Terutama mengenai golongan usia lanjut, dengan median umur untuk laki-laki 74,1 thun, wanita 78,2 tahun. Penyakit ini digolongkan menjadi 5 subtipe, yakni :
a.       Anemia refrakter
b.      Anemia refrakter dengan cincin sideroblast
c.       Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat
d.      Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat dalam transpormasi.
e.       Leukimia mielomonositik kronik.

Mielo multiple merupakan keganasan sel plasma yang terjadi di sumsum tulang, tetapi juga di luar sumsum tulang. Kelainan patologi dapat sebagai akibat sel plasma ganas sendiri seperti : destruksi tulang, hiperkalsemia, anemia, leukopenia dan trombo-sitopenia, atau sebagai akibat protein abnormal yang diproduksi oleh sel plasma ganas terebut seperti sindroma hipervikositas dan ganggua fungsi ginjal.

15.  Persyarafan
Stroke merupakan gangguan yang terutama menyerang usia lanjut. Patologi dasar dari stroke adalah suatu kelainan sebagai akibat berbagai faktor resiko yang kemudian mengarah pada terjadinya 2 jenis kelainan utama stroke, yaitu penyumbatan baik oleh suatu trombus atau emboli yang menyebabkan terjadinya stroke iskemik, dan pecahnya suatu anerisma atau penipisan dinding arteri (atau cabangnya) yang mengakibatkan terjadinya suatu stroke homragik. Morbiditas dan mortalitas akibat stroke disebabkan oleh kelainan di otak dan kelainan iskemik baik sebagai faktor resiko maupun sebagai komplikasi dari stroke.

16.  Gastrointestinal
Proses menua membuat banyak perubahan pada usia lanjut. Pada sistem gastrointestinal, mulai dari gigi-geligi sampai ke kolon / rektum. Oleh karena gangguan pada sistem gastrointestinal sering kali menyebabkan gangguan nutrisi yang kemudian secara berantai menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.

17.  Sebab-sebab Gangguan Reumatik/Muskuloskeletal pada usia lanjut
Reumatik merupakan sindroma. Pada usia lanjut, sebab-sebab gangguan rematik / muskuloskeletal  dapat dikelompokkans ebagai berikut :
a.       Mekanik           : -    Penyakit sendi degeneratif (osteoartritis)
-          Stenosis spinal
b.      Metabolik        : osteoporosis, myxedema, penyakit paget.
c.       Berkaitan dengan penyakit keganasan :
-          Atropati karsinomatosa ate neuromipati
-          Dermatomiositis, osteoartropati, hipertropika.
d.      Pengaruh obat :
-          Diuretika – gout
-          Lupus eritromatosis
-          Osteopeni, miopati karena kortikosteroid
e.       Radang :
-          Polymyalgia rheumatica
-          Temporal (giant cell) artritis
-          Gout.


18. disfungsi seksual
Suatu keadaan dimana berkurangnya respon erotis terhadap orgasme, ejakulasi prematur, dan sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi.

2.2  pencegahan penyakit pada usia lanjut
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan dan mengenali secara dini berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit yang muncul untuk mencegah komplikasi. Upaya tersebut disebut pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.

Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
  • Stop merokok,
  • Turunkan kolesterol,
  • Obati tekanan darah tinggi,
  • Latihan jasmani yang bersifat aerobik,
  • Pelihara berat badan ideal,
  • Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan,
  • Kelola dan kurangi stres.

Pencegahan penyakit kanker
  • Stop merokok,
  • Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan,
  • Diet tinggi serat, rendah lemak,
  • Pemeriksaan pap smear.

Pencegahan kecelakaan (injury)
  • Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt),
  • Lakukan upaya pengamanan rumah,
  • Cegah jatuh,
  • Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan hukumnya,
Pencegahan penyakit paru kronik
  • Stop merokok.
Pencegahan osteoporosis
  • Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari,
  • Suplementasi kalsium,
  • Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing).
Pencegahan penyakit infeksi
  • Imunisasi : influenza dan pneumonia.
Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.
  • Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun.
  • Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun.
  • Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun.
  • Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap  tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun.
  • Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.
  • Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap.
  • Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian klinis.
  • Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun.
  • Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun.
  • Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun.
  • Pengkajian fungsi fisik dan mental.
Pencegahan Tersier

Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.

Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.


2.3  cara-cara agar Tetap Sehat pada Usia Lanjut

  • Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan padat gizi sesuai kebutuhan. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan dan komposisi makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anda. Sesuaikan komposisi makan dengan aktivitas dan kegiatan agar tidak berlebihan yang bisa memicu kegemukan (menjadi faktor risiko berbagai penyakit) dan juga tidak kekurangan.
  • Pertahankan berat badan anda tetap ideal.
  • Tetap lakukan aktivitas fisik dan olahraga sesuai kemampuan, seperti berjalan, lari, berenang, dansa, bersepeda atau senam.
  • Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri, selalu berfikir positif, atur waktu anda dengan baik, ketahui keterbatasan anda, hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang positif).
  • Untuk para wanita, konsultasikan dengan dokter anda terlebih dahulu untuk menggunakan terapi hormon pengganti. Mintalah dokter anda menjelaskan keuntungan dan risiko menggunakan hormon tersebut.
  • Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk membuat program dan strategi agar anda dapat berhenti merokok.
  • Selalu menjaga dan melindungi diri agar terhindar dari kecelakaan. Tidak dianjurkan untuk bepergian seorang diri terutama bagi anda yang sudah memiliki gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, dan pendengaran.
  • Dianjurkan untuk selalu menikmati kehidupan sex anda. Pelajari dan ketahui cara serta strategi baru untuk meningkatkan kehidupan sex anda.
  • Pergunakanlah kaca mata dan alat bantu pendengaran jika anda memerlukannya. Hal tersebut diperlukan agar anda dapat lebih jelas melihat dan mendengar segala sesuatu dalam kehidupan anda.
  • Rawatlah gigi anda, gunakan gigi palsu jika anda memerlukannya.
  • Selalu waspada dengan segala gejala penyakit dan berobatlah untuk mendapatkan diagnosis dengan pasti.
  • Gunakan obat-obatan hanya dengan resep dokter. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengkonsumsi suplemen atau obat herbal.
  • Dianjurkan untuk mengontrol tekanan dengan melakukan aktivitas dan berteman. Jika anda merasa depresi cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter anda.
  • Minum 6-8 gelas air putih setiap hari.
  • Latihlah kemampuan mental anda. Anda dapat melatihnya dengan memecahkan soal-soal matematika, mengisi teka-teki silang, main kartu atau permainan lain, membaca, menulis, berkhayal, dan menciptakan sesuatu.
  • Rencanakan keuangan anda untuk menjamin keamanan hari tua anda selanjutnya.
  • Terimalah segala perubahan yang terjadi pada diri anda. Selalu berusaha untuk bangkit dari setiap kehilangan, carilah teman-teman baru.
  • Tingkatkan keimanan dan ibadah anda. Buatlah hidup menjadi lebih berarti dengan melakukan aktivitas keagamaan dan sosial.
  • Dianjurkan agar sering ke luar rumah untuk berjemur sinar matahari dan mendapatkan udara segar jika memungkinkan. Berjemurlah selama 15 menit di pagi hari untuk mendapatkan cukup vitamin D dari sinar matahari.
  • Tetaplah aktif secara sosial, bermasyarakat dan lakukan kegiatan-kegiatan sosial, hal ini tidak hanya menguntungkan fisik tapi juga mental, seperti menimbulkan rasa gembira dan merangsang stimulus otak.
  • Kembangkan hobi, luangkan waktu bersama cucu-cucu anda, jika memungkinkan lakukan perjalanan dan tamasya, atau berkebun.
  • Nikmati setiap waktu dari kehidupan anda.
  • Melakukan pemeriksaan berkala sejak berusia 40 tahun, terutama jika memiliki faktor risiko penyakit tertentu dari keluarganya.



























BAB III
KESIMPULAN

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa proses penuaan tidak dapat dihindar dan implikasinya pada lansia, maka berbagai penelitian dilakukan untuk memperolah penemuaan baru yang dapat membantu para lansia dapat menjalani hidupnya dengan tenang, bebas dari kecemasan yang akan menimbulkan lebih banyak masalah.
Agar para lansia dapat memasuki periode akhir dari kehidupannya dengan sukses terutama dalam hal kesehatan, maka perlu dukungan dari berbagai pihak terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Aspek – aspek yang berhubungan dengan masalah kesehatan pada lansia baik itu fisiologis, psikologis, penyakit dan bedah, obat-obatan maupun lingkungan hendaklah diperhatikan dalam memberikan asuhan pada lansia.
Sekalipun ilmu dan pengetahuan sudah sedemikian majunya, namun tidak ada satupun terapi yang dapat menunda, atau mengobati implikasi dari proses penuaan. Terapi yang ada hanya dapat mengurangi gejala, namun tentunya mempunyai efek samping baik itu ringan bahkan kematian. Oleh karena itu, penggunaan terapi sulih hormone masih merupakan pilihan yang kontroversi, harus diperhitungkan manfaat dan masalah yang dapat ditimbulkan.












Daftar Pustaka



Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta


Dewi Prihastuti, 2001. Sebaran Penduduk Lansia di Indonesia, Saat ini dan Masa
Depan. Kajian Perspektif Demografi multiregional¸Warta Demografi FEUI,
Tahun-3 No.1, Jakarta



Malah Masalah kesehatan yang di alami oleh lansia

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk lasia (Population Aging) di Indonesia bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakan suatu fenomena di berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21 akan terjadi diIndonesia yang mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan penduduk lansia tercepat jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Fenomena tersebut diatas sangat menarik dan mendesak untuk memperoleh penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibat fenomena tersebut  dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik-biologis, aspek mental psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengan demikian maka perlu mengantisipasi berbagai masalah yang nantinya akan ditimbulkan sedini mungkin.
Menurut  data dari 11th Asean Gerontologi Course yang dipresentasikan oleh Yenny, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 9,77% dimana 50% populasi lansia adalah wanita. Dari data tersebut maka Indonesia bukan lagi dikategorikan sebagai penduduk muda, namun sudah tergolong penduduk intermediate. Selain itu, post-war baby boom di Indonesia yang terjadi pada decade 1960 – 1970an diperkirakan akan mengakibatkan aged-population boom pada dua decade permulaan abad ke-21.
Secara teoripun perempuan lebih cepat mengalami masalah kesehatan pada usia senja pada usia 60 tahun, lebih sedikit wanita yang masih sexual active yaitu  hanya 56% dibanding laki-laki sebesar 75%; sedangkan pada usia 80 – 102 tahun tahun hanya 30% wanita yang masih seksual aktif sedangkan lebih banyak laki-laki yang masih sexual active sebesar 63%.
Masalah yang akan dikupas dalam makalah ini lebih difokuskan pada masalah kesehatan pada lansia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Berbagai Definisi
2.1.1        Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Untuk dapat mendefinisikan penduduk lanjut usia, maka perlu memperhatikan berbagai aspek yaitu aspek biologi, ekonomi, social, dan batasan usia (BKKBN, 1998 dalam Prihastuti, 2001).
Secara biologis, penduduk lansia adalah penduduk yang telah menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yan dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena dengan bertambah tua usia seseorang, maka terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan serta system organ.
Dari sudut pandang ekonomi¸penduduk lansia secara umum dipandang lebih sebagai beban daripada potensi sumberdaya bagi pembangunan. Bagi para lansia yang masih bekerja, produktivitasnya dianggap sudah menurun sehingga pendapatannyapun lebih rendah dibanding dengan penduduk usia produktif. Tetapi sebaliknya, kenyataan dilapangan  tidak semua lansia  memiliki kualitas dan produktivitas yang menurun. Pada sebagian kaum lansia, tidak sedikit pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki dimana potensi tersebut tidak dimiliki oleh kaum muda.
Jika ditinjau dari aspek sosial, penduduk lansia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri. Di Asia khususnya di masyarakat tradisional, termasuk Indonesia, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi dimana penduduk dengan usia yang lebih muda harus menghormati meraka yang berusia lebih tua. Namun lain halnya dengan di negara Barat misalnya, penduduk lansia menduduki kelas sosial dibawah kaum muda sehingga pengaruh mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial semakin menurun.
2.1.2        Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami lansia
Penyakit pada lansia berbeda dengan penyakit pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat proses menua yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami lansia adalah :
1.      Mulut dan gigi
Gigi menjadi ompong yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal, sehingga gusi menjadi atrofi secara prograsif; mulut kring sehingg air liur mudah mengental.
2.      Kulit
Masalah yang sering muncul adalah gatal-gatal kulit kering dan mudah terluka.

3.      Ekstremitas atas dan bawah
Kulit kaki dan tangan kering, terjadi penebalan pada daerah yang tertekan, beberapa bagian kulit bahkan menipis, kulit terkelupas, pecah-pecah dan mudah tergores. Selain itu juga berbagai kelainan pada kuku seperti lapisan tanduk yang semakin mengeras, hipertropi kuku atau kuku yang merusak jaringan lunak dibawahnya.
4.      Mobilitas
Masalah mobilitas pada usia lanjut biasanya akibat faktor sekunder, misalnya keterbatasan pergerakan klien yang terjadi akibat beratnya penyakit atau kompleksitas dari gangguan fungsi tubuhnya. Untuk itu perlu dikaji kemampuan lama dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan serta waktu yang digunakan untuk bristirahat setelah menjalani aktivitas tertentu.
5.      Eliminasi
Pada Konstipasi, diare merupakan keluhan utama klien usia lanjut yang paling menonjol. Maka hal yang perlu dikaji adalah : frekuensi dan pola defekasi, penggunaan laxative atau nema, pola diet, masukan dan keluaran cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus serta mengidentifikasi faktor penyebab munculnya masalah eliminasi. sedangkan Pada inkontinensia urin yaitu beser yaitu keluarnya air seni tanpa disadari.
6.      Penglihatan
Ketidakmampuan melihat secara jelas merupakan masalah yang selalu muncul bahkan klien dapat mengalami kehilangan fungsi penglihatan, glaukoma dan katarak. Hal yang perlu dikaji adalah jenis alat bantu pnglihatan yang digunakan serta pemeriksaan fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.
7.      Pendengaran
Penurunan atau menghilangnya fungsi mendengar juga kerap muncul seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga perlu diketahui adakan alat bantu pendngaran yang digunakan klien.
8.      Jantung dan Pembuluh darah
Peningkatan TD (hipertensi), hipotensi orthostatis, penyakit jantung koroner atau bahkan gagal jantung merupakan penyakit yang lazim terjadi pada klien usia lanjut. Perubahan hemodinamik, pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas, palpitasi, vertigo bahkan sinkop merupakan data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat.
Penyakit kardiovaskuler yang menjadi pembunuh pertama di negara-negara  industri maju makin naik prevalensinya di negara-negara sedang berkembang sejalan dengan kemajuan dan kemakmuaran yang dinikmatinya, termasuk di Indonesia.sebab terutama ksakitan dan kematian pada para lansia ini adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensif, penyakit jantung pulmulmonik,kardiomiopati dsb. Dengan komplikasi-kompliksi berupa gagal jantung kongestif, aritmia kordis, perkapuran katup jantung dsb.
Perubahan anatomik, fisiologik pada orang lansia, serta macam-macam penyakt jantung yang telah disebut di atas, secara terinci dengan faktor resiko-resikonya yang beraneka ragam, merokok, hipertensi, dislipidemi, DM.
Tujuan utama pengobatan ialah menghindari disabilitas dan mortalitas prematur, mempertahankan fungsi dan perbaikan kulaitas hidup. Pengetahuan mengenai pengaruh usia dan farmakokinesi dan farmakodinamik dan interaksi obat-obat yang banyak harus dikuasai betul.

9.      Pernafasan
Pnemonia dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah kesehatan pada sistem respirasi yang menonjol bagi usia lanjut. Untuk itu perlu diketahui adanya batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, mudah lelah, lemah, BB menurun, tidak nafsu makan dll.
Usia lanjut bukanlah penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadpa stress atau pengaruh lingkungan. Proses menua melandasi berbagai kondisi yang terjadi pada usia lanjut (Kumar etal, 1992)
4 kriteria suatu kemunduran fungsi tubuh yang harus dipenuhi (Wijayakusumah, 1992) :
a.       Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh harus bersifat universal, artinya umumnya terjadi pada setiap orang
b.       Proses menua disebabkan oleh faktor instrinsik, yang berarti perubahan fungsi sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi dalam sel dan bukan oleh faktor lain.
c.       Proses menua terjadi secara prorasif, berkelanjutan, berangsur lambat dan tidak dapat berbaik lagi.
d.      Proses menua bersifat proses kemundurn / kerusakan (injury).

Penyakit paru yang sering ditemukan pada usia lanjut adalah : infeksi saluran nafas bagian bawah (khususnya pnemonia), tuberkulosis paru, PPOM dan karsinoma paru pada usia lanjut.
10.  Endokrin
Diabetes melitus dn penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui pada usia lanjut. Tanda dan gejala terhadap kehilangan atau meningkatnya BB, hilangnya atau meningkatnya nafsu makan, sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya intoleransi terhadap perubahan cuaca dingin atau panas.
Proses menua sering dihubungkan dengan penurunan berbagai faal tubuh, antara lain : faal endokrin. Namun tidak semua benar, banyak keadaan yang harus diperhatikan dalam menilai kelainan endokrin usia lanjut, misalnya cara pendekatan, interpretasi hasil alboratorium, interpretasi gejala klinis maupun pemberian obat.
Beberapa kelainan yang sering terjadi dibahas disini, yaitu DM, kelaian tiroid : hipertiroid, hipotiroid, kanker tiroid, hormon sek pada pria maupun wanita serta pengobatan hiperkolesterolemia pada usia lanjut.

11.  Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman subjektif bagi setiap individu. Nyeri pada usia lanjut dirasakan 2x lebih berat dibandingkan usia muda (Luckman, 1997).
Data yang perlu dikumpulkan adalah skala nyeri, pernyataan rasa nyeri, menangis, mengerang kesakitan, agitasi, lemah, dan tampak tertekan disamping adanya prubahan TTV.

12.  Depresi
Perasaan tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh karena bertambahnya usia. Sulit berkosentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan atau terlalu banyak tidur, kelebihan atau kehilangan BB, hilangnya minat melakukan aktivitas, berfikir untuk mati atau bunuh diri dan menurunnya motivasi serta energi merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.

13.  Demensia
Demensia ditandai dengan adanya gangguan berbahasa, kehilangan daya ingat terutama ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan alasan yang abstrak, sangat tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tidak mampu untuk berkomuniksi dengan jelas secara lengkap dan ekspresif.
14.  Kelainan hematologi usia lanjut
Anemia kekurangan zat besi pada golongan usia lanjut selalu disebabkan karena kehilangan darah. Oleh karena itu, dalam pengelolaan harus dicari penyebab perdarahan terutama dari sistem gastro intestinal. Anemia pernisiosa, defisiensi vitamin B12 dan asam folat merupakan penyebab anemia megaloblastik pada usia lanjut.
Penyebab kekurangan B12 pada usia lanjut adalah gastrektomi, kelainan ileum (Crohn, tuberkulosis, limfoma, fistel); sedangkan penyebab kekurang asam folat pada usia lanjut adalah diet khusus, reseksi djedjenum, anemia hemolitik kronik, keganasan, penyakit inflamasi kronik dialisis, penggunaan obat yang merupakan antagonis penggunaan asam folat. Gejala klinik anemia defisiensi Vit. B12 merupakan kombinsi antara anemia megaloblastik dan gangguan neuropati. Leukimia Mielositik (LMA) sering terjadi pada golongan usia lanjut. Prognosis LMA pada usia lanjut lebih jelek karena adanya 2 fakto, yaitu :
a.       Penurunan toleransi terhadap kemoterapi, yang mengakibatkan tingginya awal akibat infeksi.
b.      Akibat tingginya angka kejadian leukimia sekunder, yang merupakan transpormasi dari sindroma mielodisplasia. Leukimia sekonder ini resisten terhadap kmeoterapi.

Sindroma meilodisplasia merupakan preleukimia. Terutama mengenai golongan usia lanjut, dengan median umur untuk laki-laki 74,1 thun, wanita 78,2 tahun. Penyakit ini digolongkan menjadi 5 subtipe, yakni :
a.       Anemia refrakter
b.      Anemia refrakter dengan cincin sideroblast
c.       Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat
d.      Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat dalam transpormasi.
e.       Leukimia mielomonositik kronik.

Mielo multiple merupakan keganasan sel plasma yang terjadi di sumsum tulang, tetapi juga di luar sumsum tulang. Kelainan patologi dapat sebagai akibat sel plasma ganas sendiri seperti : destruksi tulang, hiperkalsemia, anemia, leukopenia dan trombo-sitopenia, atau sebagai akibat protein abnormal yang diproduksi oleh sel plasma ganas terebut seperti sindroma hipervikositas dan ganggua fungsi ginjal.

15.  Persyarafan
Stroke merupakan gangguan yang terutama menyerang usia lanjut. Patologi dasar dari stroke adalah suatu kelainan sebagai akibat berbagai faktor resiko yang kemudian mengarah pada terjadinya 2 jenis kelainan utama stroke, yaitu penyumbatan baik oleh suatu trombus atau emboli yang menyebabkan terjadinya stroke iskemik, dan pecahnya suatu anerisma atau penipisan dinding arteri (atau cabangnya) yang mengakibatkan terjadinya suatu stroke homragik. Morbiditas dan mortalitas akibat stroke disebabkan oleh kelainan di otak dan kelainan iskemik baik sebagai faktor resiko maupun sebagai komplikasi dari stroke.

16.  Gastrointestinal
Proses menua membuat banyak perubahan pada usia lanjut. Pada sistem gastrointestinal, mulai dari gigi-geligi sampai ke kolon / rektum. Oleh karena gangguan pada sistem gastrointestinal sering kali menyebabkan gangguan nutrisi yang kemudian secara berantai menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.

17.  Sebab-sebab Gangguan Reumatik/Muskuloskeletal pada usia lanjut
Reumatik merupakan sindroma. Pada usia lanjut, sebab-sebab gangguan rematik / muskuloskeletal  dapat dikelompokkans ebagai berikut :
a.       Mekanik           : -    Penyakit sendi degeneratif (osteoartritis)
-          Stenosis spinal
b.      Metabolik        : osteoporosis, myxedema, penyakit paget.
c.       Berkaitan dengan penyakit keganasan :
-          Atropati karsinomatosa ate neuromipati
-          Dermatomiositis, osteoartropati, hipertropika.
d.      Pengaruh obat :
-          Diuretika – gout
-          Lupus eritromatosis
-          Osteopeni, miopati karena kortikosteroid
e.       Radang :
-          Polymyalgia rheumatica
-          Temporal (giant cell) artritis
-          Gout.


18. disfungsi seksual
Suatu keadaan dimana berkurangnya respon erotis terhadap orgasme, ejakulasi prematur, dan sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi.

2.2  pencegahan penyakit pada usia lanjut
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan dan mengenali secara dini berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit yang muncul untuk mencegah komplikasi. Upaya tersebut disebut pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.

Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
  • Stop merokok,
  • Turunkan kolesterol,
  • Obati tekanan darah tinggi,
  • Latihan jasmani yang bersifat aerobik,
  • Pelihara berat badan ideal,
  • Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan,
  • Kelola dan kurangi stres.

Pencegahan penyakit kanker
  • Stop merokok,
  • Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan,
  • Diet tinggi serat, rendah lemak,
  • Pemeriksaan pap smear.

Pencegahan kecelakaan (injury)
  • Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt),
  • Lakukan upaya pengamanan rumah,
  • Cegah jatuh,
  • Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan hukumnya,
Pencegahan penyakit paru kronik
  • Stop merokok.
Pencegahan osteoporosis
  • Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari,
  • Suplementasi kalsium,
  • Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing).
Pencegahan penyakit infeksi
  • Imunisasi : influenza dan pneumonia.
Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.
  • Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun.
  • Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun.
  • Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun.
  • Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap  tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun.
  • Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.
  • Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap.
  • Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian klinis.
  • Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun.
  • Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun.
  • Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun.
  • Pengkajian fungsi fisik dan mental.
Pencegahan Tersier

Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.

Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.


2.3  cara-cara agar Tetap Sehat pada Usia Lanjut

  • Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan padat gizi sesuai kebutuhan. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan dan komposisi makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anda. Sesuaikan komposisi makan dengan aktivitas dan kegiatan agar tidak berlebihan yang bisa memicu kegemukan (menjadi faktor risiko berbagai penyakit) dan juga tidak kekurangan.
  • Pertahankan berat badan anda tetap ideal.
  • Tetap lakukan aktivitas fisik dan olahraga sesuai kemampuan, seperti berjalan, lari, berenang, dansa, bersepeda atau senam.
  • Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri, selalu berfikir positif, atur waktu anda dengan baik, ketahui keterbatasan anda, hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang positif).
  • Untuk para wanita, konsultasikan dengan dokter anda terlebih dahulu untuk menggunakan terapi hormon pengganti. Mintalah dokter anda menjelaskan keuntungan dan risiko menggunakan hormon tersebut.
  • Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk membuat program dan strategi agar anda dapat berhenti merokok.
  • Selalu menjaga dan melindungi diri agar terhindar dari kecelakaan. Tidak dianjurkan untuk bepergian seorang diri terutama bagi anda yang sudah memiliki gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, dan pendengaran.
  • Dianjurkan untuk selalu menikmati kehidupan sex anda. Pelajari dan ketahui cara serta strategi baru untuk meningkatkan kehidupan sex anda.
  • Pergunakanlah kaca mata dan alat bantu pendengaran jika anda memerlukannya. Hal tersebut diperlukan agar anda dapat lebih jelas melihat dan mendengar segala sesuatu dalam kehidupan anda.
  • Rawatlah gigi anda, gunakan gigi palsu jika anda memerlukannya.
  • Selalu waspada dengan segala gejala penyakit dan berobatlah untuk mendapatkan diagnosis dengan pasti.
  • Gunakan obat-obatan hanya dengan resep dokter. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengkonsumsi suplemen atau obat herbal.
  • Dianjurkan untuk mengontrol tekanan dengan melakukan aktivitas dan berteman. Jika anda merasa depresi cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter anda.
  • Minum 6-8 gelas air putih setiap hari.
  • Latihlah kemampuan mental anda. Anda dapat melatihnya dengan memecahkan soal-soal matematika, mengisi teka-teki silang, main kartu atau permainan lain, membaca, menulis, berkhayal, dan menciptakan sesuatu.
  • Rencanakan keuangan anda untuk menjamin keamanan hari tua anda selanjutnya.
  • Terimalah segala perubahan yang terjadi pada diri anda. Selalu berusaha untuk bangkit dari setiap kehilangan, carilah teman-teman baru.
  • Tingkatkan keimanan dan ibadah anda. Buatlah hidup menjadi lebih berarti dengan melakukan aktivitas keagamaan dan sosial.
  • Dianjurkan agar sering ke luar rumah untuk berjemur sinar matahari dan mendapatkan udara segar jika memungkinkan. Berjemurlah selama 15 menit di pagi hari untuk mendapatkan cukup vitamin D dari sinar matahari.
  • Tetaplah aktif secara sosial, bermasyarakat dan lakukan kegiatan-kegiatan sosial, hal ini tidak hanya menguntungkan fisik tapi juga mental, seperti menimbulkan rasa gembira dan merangsang stimulus otak.
  • Kembangkan hobi, luangkan waktu bersama cucu-cucu anda, jika memungkinkan lakukan perjalanan dan tamasya, atau berkebun.
  • Nikmati setiap waktu dari kehidupan anda.
  • Melakukan pemeriksaan berkala sejak berusia 40 tahun, terutama jika memiliki faktor risiko penyakit tertentu dari keluarganya.



























BAB III
KESIMPULAN

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa proses penuaan tidak dapat dihindar dan implikasinya pada lansia, maka berbagai penelitian dilakukan untuk memperolah penemuaan baru yang dapat membantu para lansia dapat menjalani hidupnya dengan tenang, bebas dari kecemasan yang akan menimbulkan lebih banyak masalah.
Agar para lansia dapat memasuki periode akhir dari kehidupannya dengan sukses terutama dalam hal kesehatan, maka perlu dukungan dari berbagai pihak terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Aspek – aspek yang berhubungan dengan masalah kesehatan pada lansia baik itu fisiologis, psikologis, penyakit dan bedah, obat-obatan maupun lingkungan hendaklah diperhatikan dalam memberikan asuhan pada lansia.
Sekalipun ilmu dan pengetahuan sudah sedemikian majunya, namun tidak ada satupun terapi yang dapat menunda, atau mengobati implikasi dari proses penuaan. Terapi yang ada hanya dapat mengurangi gejala, namun tentunya mempunyai efek samping baik itu ringan bahkan kematian. Oleh karena itu, penggunaan terapi sulih hormone masih merupakan pilihan yang kontroversi, harus diperhitungkan manfaat dan masalah yang dapat ditimbulkan.












Daftar Pustaka



Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta


Dewi Prihastuti, 2001. Sebaran Penduduk Lansia di Indonesia, Saat ini dan Masa
Depan. Kajian Perspektif Demografi multiregional¸Warta Demografi FEUI,
Tahun-3 No.1, Jakarta