BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk
lasia (Population Aging) di Indonesia
bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakan suatu fenomena di
berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21 akan terjadi
diIndonesia yang mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan penduduk lansia
tercepat jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Fenomena tersebut diatas sangat
menarik dan mendesak untuk memperoleh penanganan secepat mungkin. Masalah yang
dapat timbul akibat fenomena tersebut
dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik-biologis, aspek
mental psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengan demikian maka perlu
mengantisipasi berbagai masalah yang nantinya akan ditimbulkan sedini mungkin.
Menurut data dari 11th Asean
Gerontologi Course yang dipresentasikan oleh Yenny, di Indonesia saat ini
terdapat sekitar 9,77% dimana 50% populasi lansia adalah wanita. Dari data
tersebut maka Indonesia bukan lagi dikategorikan sebagai penduduk muda, namun sudah
tergolong penduduk intermediate. Selain
itu, post-war baby boom di Indonesia
yang terjadi pada decade 1960 – 1970an diperkirakan akan mengakibatkan aged-population boom pada dua decade
permulaan abad ke-21.
Secara teoripun perempuan lebih cepat
mengalami masalah kesehatan pada usia senja pada usia 60 tahun, lebih sedikit
wanita yang masih sexual active yaitu
hanya 56% dibanding laki-laki sebesar 75%; sedangkan pada usia 80 – 102
tahun tahun hanya 30% wanita yang masih seksual aktif sedangkan lebih banyak
laki-laki yang masih sexual active sebesar 63%.
Masalah yang akan dikupas dalam
makalah ini lebih difokuskan pada masalah kesehatan pada lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Berbagai Definisi
2.1.1
Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan suatu proses
yang sangat kompleks. Untuk dapat mendefinisikan penduduk lanjut usia, maka
perlu memperhatikan berbagai aspek yaitu aspek biologi, ekonomi, social, dan
batasan usia (BKKBN, 1998 dalam Prihastuti, 2001).
Secara biologis, penduduk lansia
adalah penduduk yang telah menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya
tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan
berbagai penyakit yan dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena
dengan bertambah tua usia seseorang, maka terjadi perubahan dalam struktur dan
fungsi sel, jaringan serta system organ.
Dari sudut pandang ekonomi¸penduduk
lansia secara umum dipandang lebih sebagai beban daripada potensi sumberdaya
bagi pembangunan. Bagi para lansia yang masih bekerja, produktivitasnya
dianggap sudah menurun sehingga pendapatannyapun lebih rendah dibanding dengan
penduduk usia produktif. Tetapi sebaliknya, kenyataan dilapangan tidak semua lansia memiliki kualitas dan produktivitas yang
menurun. Pada sebagian kaum lansia, tidak sedikit pengetahuan dan pengalaman
yang mereka miliki dimana potensi tersebut tidak dimiliki oleh kaum muda.
Jika ditinjau dari aspek sosial,
penduduk lansia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri. Di Asia khususnya
di masyarakat tradisional, termasuk Indonesia, penduduk lansia menduduki kelas
sosial yang tinggi dimana penduduk dengan usia yang lebih muda harus
menghormati meraka yang berusia lebih tua. Namun lain halnya dengan di negara
Barat misalnya, penduduk lansia menduduki kelas sosial dibawah kaum muda sehingga
pengaruh mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengambilan keputusan serta
luasnya hubungan sosial semakin menurun.
2.1.2
Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami lansia
Penyakit pada lansia
berbeda dengan penyakit pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan
gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat proses menua yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga
tidak dapat bertahan dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Masalah-masalah
kesehatan yang sering dialami lansia adalah :
1.
Mulut dan gigi
Gigi
menjadi ompong yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal,
sehingga gusi menjadi atrofi secara prograsif; mulut kring sehingg air liur
mudah mengental.
2.
Kulit
Masalah
yang sering muncul adalah gatal-gatal kulit kering dan mudah terluka.
3.
Ekstremitas atas dan bawah
Kulit
kaki dan tangan kering, terjadi penebalan pada daerah yang tertekan, beberapa
bagian kulit bahkan menipis, kulit terkelupas, pecah-pecah dan mudah tergores.
Selain itu juga berbagai kelainan pada kuku seperti lapisan tanduk yang semakin
mengeras, hipertropi kuku atau kuku yang merusak jaringan lunak dibawahnya.
4.
Mobilitas
Masalah
mobilitas pada usia lanjut biasanya akibat faktor sekunder, misalnya
keterbatasan pergerakan klien yang terjadi akibat beratnya penyakit atau
kompleksitas dari gangguan fungsi tubuhnya. Untuk itu perlu dikaji kemampuan
lama dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan serta waktu yang digunakan untuk
bristirahat setelah menjalani aktivitas tertentu.
5.
Eliminasi
Pada
Konstipasi, diare merupakan keluhan utama klien usia lanjut yang paling
menonjol. Maka hal yang perlu dikaji adalah : frekuensi dan pola defekasi,
penggunaan laxative atau nema, pola diet, masukan dan keluaran cairan,
aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus serta mengidentifikasi faktor
penyebab munculnya masalah eliminasi. sedangkan Pada inkontinensia urin yaitu
beser yaitu keluarnya air seni tanpa disadari.
6.
Penglihatan
Ketidakmampuan
melihat secara jelas merupakan masalah yang selalu muncul bahkan klien dapat
mengalami kehilangan fungsi penglihatan, glaukoma dan katarak. Hal yang perlu
dikaji adalah jenis alat bantu pnglihatan yang digunakan serta pemeriksaan
fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.
7.
Pendengaran
Penurunan
atau menghilangnya fungsi mendengar juga kerap muncul seiring dengan
bertambahnya usia. Sehingga perlu diketahui adakan alat bantu pendngaran yang
digunakan klien.
8.
Jantung dan Pembuluh darah
Peningkatan
TD (hipertensi), hipotensi orthostatis, penyakit jantung koroner atau bahkan
gagal jantung merupakan penyakit yang lazim terjadi pada klien usia lanjut.
Perubahan hemodinamik, pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas,
palpitasi, vertigo bahkan sinkop merupakan data-data yang perlu dikumpulkan
oleh perawat.
Penyakit
kardiovaskuler yang menjadi pembunuh pertama di negara-negara industri
maju makin naik prevalensinya di negara-negara sedang berkembang sejalan dengan
kemajuan dan kemakmuaran yang dinikmatinya, termasuk di Indonesia.sebab
terutama ksakitan dan kematian pada para lansia ini adalah penyakit jantung
koroner, penyakit jantung hipertensif, penyakit jantung
pulmulmonik,kardiomiopati dsb. Dengan komplikasi-kompliksi berupa gagal jantung
kongestif, aritmia kordis, perkapuran katup jantung dsb.
Perubahan
anatomik, fisiologik pada orang lansia, serta macam-macam penyakt jantung yang
telah disebut di atas, secara terinci dengan faktor resiko-resikonya yang
beraneka ragam, merokok, hipertensi, dislipidemi, DM.
Tujuan
utama pengobatan ialah menghindari disabilitas dan mortalitas prematur,
mempertahankan fungsi dan perbaikan kulaitas hidup. Pengetahuan mengenai
pengaruh usia dan farmakokinesi dan farmakodinamik dan interaksi obat-obat yang
banyak harus dikuasai betul.
9.
Pernafasan
Pnemonia
dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah kesehatan pada sistem
respirasi yang menonjol bagi usia lanjut. Untuk itu perlu diketahui adanya
batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, mudah lelah, lemah, BB menurun, tidak
nafsu makan dll.
Usia
lanjut bukanlah penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan
yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadpa
stress atau pengaruh lingkungan. Proses menua melandasi berbagai kondisi yang
terjadi pada usia lanjut (Kumar etal, 1992)
4
kriteria suatu kemunduran fungsi tubuh yang harus dipenuhi (Wijayakusumah,
1992) :
a.
Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh harus bersifat universal, artinya umumnya
terjadi pada setiap orang
b.
Proses menua disebabkan oleh faktor instrinsik, yang berarti perubahan fungsi
sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi dalam sel dan bukan
oleh faktor lain.
c.
Proses menua terjadi secara prorasif, berkelanjutan, berangsur lambat dan tidak
dapat berbaik lagi.
d.
Proses menua bersifat proses kemundurn / kerusakan (injury).
Penyakit
paru yang sering ditemukan pada usia lanjut adalah : infeksi saluran nafas
bagian bawah (khususnya pnemonia), tuberkulosis paru, PPOM dan karsinoma paru
pada usia lanjut.
10.
Endokrin
Diabetes
melitus dn penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan yang banyak
ditemui pada usia lanjut. Tanda dan gejala terhadap kehilangan atau
meningkatnya BB, hilangnya atau meningkatnya nafsu makan, sesak nafas,
palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya intoleransi terhadap perubahan cuaca
dingin atau panas.
Proses
menua sering dihubungkan dengan penurunan berbagai faal tubuh, antara lain :
faal endokrin. Namun tidak semua benar, banyak keadaan yang harus diperhatikan
dalam menilai kelainan endokrin usia lanjut, misalnya cara pendekatan,
interpretasi hasil alboratorium, interpretasi gejala klinis maupun pemberian
obat.
Beberapa
kelainan yang sering terjadi dibahas disini, yaitu DM, kelaian tiroid :
hipertiroid, hipotiroid, kanker tiroid, hormon sek pada pria maupun wanita
serta pengobatan hiperkolesterolemia pada usia lanjut.
11.
Nyeri
Nyeri
merupakan pengalaman subjektif bagi setiap individu. Nyeri pada usia lanjut
dirasakan 2x lebih berat dibandingkan usia muda (Luckman, 1997).
Data yang
perlu dikumpulkan adalah skala nyeri, pernyataan rasa nyeri, menangis,
mengerang kesakitan, agitasi, lemah, dan tampak tertekan disamping adanya
prubahan TTV.
12.
Depresi
Perasaan
tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh karena
bertambahnya usia. Sulit berkosentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan
atau terlalu banyak tidur, kelebihan atau kehilangan BB, hilangnya minat
melakukan aktivitas, berfikir untuk mati atau bunuh diri dan menurunnya
motivasi serta energi merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.
13.
Demensia
Demensia
ditandai dengan adanya gangguan berbahasa, kehilangan daya ingat terutama
ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan alasan yang abstrak, sangat
tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta
tidak mampu untuk berkomuniksi dengan jelas secara lengkap dan ekspresif.
14.
Kelainan hematologi usia lanjut
Anemia
kekurangan zat besi pada golongan usia lanjut selalu disebabkan karena
kehilangan darah. Oleh karena itu, dalam pengelolaan harus dicari penyebab
perdarahan terutama dari sistem gastro intestinal. Anemia pernisiosa,
defisiensi vitamin B12 dan asam folat merupakan penyebab anemia
megaloblastik pada usia lanjut.
Penyebab
kekurangan B12 pada usia lanjut adalah gastrektomi, kelainan ileum
(Crohn, tuberkulosis, limfoma, fistel); sedangkan penyebab kekurang asam folat
pada usia lanjut adalah diet khusus, reseksi djedjenum, anemia hemolitik
kronik, keganasan, penyakit inflamasi kronik dialisis, penggunaan obat yang
merupakan antagonis penggunaan asam folat. Gejala klinik anemia defisiensi Vit.
B12 merupakan kombinsi antara anemia megaloblastik dan gangguan
neuropati. Leukimia Mielositik (LMA) sering terjadi pada golongan usia lanjut.
Prognosis LMA pada usia lanjut lebih jelek karena adanya 2 fakto, yaitu :
a.
Penurunan toleransi terhadap kemoterapi, yang mengakibatkan tingginya awal
akibat infeksi.
b.
Akibat tingginya angka kejadian leukimia sekunder, yang merupakan transpormasi
dari sindroma mielodisplasia. Leukimia sekonder ini resisten terhadap
kmeoterapi.
Sindroma
meilodisplasia merupakan preleukimia. Terutama mengenai golongan usia lanjut,
dengan median umur untuk laki-laki 74,1 thun, wanita 78,2 tahun. Penyakit ini
digolongkan menjadi 5 subtipe, yakni :
a.
Anemia refrakter
b.
Anemia refrakter dengan cincin sideroblast
c.
Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat
d.
Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat dalam transpormasi.
e.
Leukimia mielomonositik kronik.
Mielo
multiple merupakan keganasan sel plasma yang terjadi di sumsum tulang, tetapi
juga di luar sumsum tulang. Kelainan patologi dapat sebagai akibat sel plasma
ganas sendiri seperti : destruksi tulang, hiperkalsemia, anemia, leukopenia dan
trombo-sitopenia, atau sebagai akibat protein abnormal yang diproduksi oleh sel
plasma ganas terebut seperti sindroma hipervikositas dan ganggua fungsi ginjal.
15.
Persyarafan
Stroke
merupakan gangguan yang terutama menyerang usia lanjut. Patologi dasar dari
stroke adalah suatu kelainan sebagai akibat berbagai faktor resiko yang
kemudian mengarah pada terjadinya 2 jenis kelainan utama stroke, yaitu
penyumbatan baik oleh suatu trombus atau emboli yang menyebabkan terjadinya
stroke iskemik, dan pecahnya suatu anerisma atau penipisan dinding arteri (atau
cabangnya) yang mengakibatkan terjadinya suatu stroke homragik. Morbiditas dan
mortalitas akibat stroke disebabkan oleh kelainan di otak dan kelainan iskemik
baik sebagai faktor resiko maupun sebagai komplikasi dari stroke.
16.
Gastrointestinal
Proses
menua membuat banyak perubahan pada usia lanjut. Pada sistem gastrointestinal,
mulai dari gigi-geligi sampai ke kolon / rektum. Oleh karena gangguan pada
sistem gastrointestinal sering kali menyebabkan gangguan nutrisi yang kemudian
secara berantai menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
17.
Sebab-sebab Gangguan Reumatik/Muskuloskeletal pada usia lanjut
Reumatik
merupakan sindroma. Pada usia lanjut, sebab-sebab gangguan rematik /
muskuloskeletal dapat dikelompokkans ebagai berikut :
a.
Mekanik :
- Penyakit sendi degeneratif (osteoartritis)
-
Stenosis spinal
b.
Metabolik : osteoporosis, myxedema,
penyakit paget.
c.
Berkaitan dengan penyakit keganasan :
-
Atropati karsinomatosa ate neuromipati
-
Dermatomiositis, osteoartropati, hipertropika.
d.
Pengaruh obat :
-
Diuretika – gout
-
Lupus eritromatosis
-
Osteopeni, miopati karena kortikosteroid
e.
Radang :
-
Polymyalgia rheumatica
-
Temporal (giant cell) artritis
18. disfungsi seksual
Suatu keadaan dimana
berkurangnya respon erotis terhadap orgasme, ejakulasi prematur, dan sakit pada
alat kelamin sewaktu masturbasi.
2.2 pencegahan penyakit pada usia
lanjut
Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan dan mengenali secara dini
berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit
yang muncul untuk mencegah komplikasi. Upaya tersebut disebut pencegahan
primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.
Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.
Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
- Stop merokok,
- Turunkan kolesterol,
- Obati tekanan darah tinggi,
- Latihan jasmani yang bersifat aerobik,
- Pelihara berat badan ideal,
- Konsumsi aspirin dosis rendah untuk
pencegahan,
- Kelola dan kurangi stres.
Pencegahan penyakit kanker
- Stop merokok,
- Kurangi pajanan sinar matahari yang
berlebihan,
- Diet tinggi serat, rendah lemak,
- Pemeriksaan pap smear.
Pencegahan kecelakaan (injury)
- Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan
(seat belt),
- Lakukan upaya pengamanan rumah,
- Cegah jatuh,
- Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga
dan penegakan hukumnya,
Pencegahan penyakit
paru kronik
- Stop merokok.
Pencegahan
osteoporosis
- Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari,
- Suplementasi kalsium,
- Latihan jasmani yang melawan gravitasi
(weight bearing).
Pencegahan penyakit
infeksi
- Imunisasi : influenza dan pneumonia.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.
- Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3
tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai
menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia
40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun.
- Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap
tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun.
- Endoskopi pada semua usia lanjut setelah
usia 50 tahun, setiap 5 tahun.
- Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap
tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun.
- Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.
- Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer
lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap.
- Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan
1 kopi hasil EKG tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah
jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang
melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian
klinis.
- Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun
sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun.
- Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan
penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun.
- Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun
setelah berusia 50 tahun.
- Pengkajian fungsi fisik dan mental.
Pencegahan Tersier
Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.
Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.
Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.
Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.
2.3 cara-cara agar Tetap
Sehat pada Usia Lanjut
- Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan
padat gizi sesuai kebutuhan. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi
untuk mendapatkan pola makan dan komposisi makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan anda. Sesuaikan komposisi makan dengan aktivitas
dan kegiatan agar tidak berlebihan yang bisa memicu kegemukan (menjadi
faktor risiko berbagai penyakit) dan juga tidak kekurangan.
- Pertahankan berat badan anda tetap ideal.
- Tetap lakukan aktivitas fisik dan olahraga
sesuai kemampuan, seperti berjalan, lari, berenang, dansa, bersepeda atau
senam.
- Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri,
selalu berfikir positif, atur waktu anda dengan baik, ketahui keterbatasan
anda, hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang positif).
- Untuk para wanita, konsultasikan dengan
dokter anda terlebih dahulu untuk menggunakan terapi hormon pengganti.
Mintalah dokter anda menjelaskan keuntungan dan risiko menggunakan hormon
tersebut.
- Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda
berkonsultasi dengan dokter untuk membuat program dan strategi agar anda
dapat berhenti merokok.
- Selalu menjaga dan melindungi diri agar
terhindar dari kecelakaan. Tidak dianjurkan untuk bepergian seorang diri
terutama bagi anda yang sudah memiliki gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, dan pendengaran.
- Dianjurkan untuk selalu menikmati kehidupan
sex anda. Pelajari dan ketahui cara serta strategi baru untuk meningkatkan
kehidupan sex anda.
- Pergunakanlah kaca mata dan alat bantu
pendengaran jika anda memerlukannya. Hal tersebut diperlukan agar anda
dapat lebih jelas melihat dan mendengar segala sesuatu dalam kehidupan
anda.
- Rawatlah gigi anda, gunakan gigi palsu jika
anda memerlukannya.
- Selalu waspada dengan segala gejala penyakit
dan berobatlah untuk mendapatkan diagnosis dengan pasti.
- Gunakan obat-obatan hanya dengan resep
dokter. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika
ingin mengkonsumsi suplemen atau obat herbal.
- Dianjurkan untuk mengontrol tekanan dengan
melakukan aktivitas dan berteman. Jika anda merasa depresi cobalah untuk
berkonsultasi dengan dokter anda.
- Minum 6-8 gelas air putih setiap hari.
- Latihlah kemampuan mental anda. Anda dapat
melatihnya dengan memecahkan soal-soal matematika, mengisi teka-teki
silang, main kartu atau permainan lain, membaca, menulis, berkhayal, dan
menciptakan sesuatu.
- Rencanakan keuangan anda untuk menjamin
keamanan hari tua anda selanjutnya.
- Terimalah segala perubahan yang terjadi pada
diri anda. Selalu berusaha untuk bangkit dari setiap kehilangan, carilah
teman-teman baru.
- Tingkatkan keimanan dan ibadah anda. Buatlah
hidup menjadi lebih berarti dengan melakukan aktivitas keagamaan dan
sosial.
- Dianjurkan agar sering ke luar rumah untuk
berjemur sinar matahari dan mendapatkan udara segar jika memungkinkan.
Berjemurlah selama 15 menit di pagi hari untuk mendapatkan cukup vitamin D
dari sinar matahari.
- Tetaplah aktif secara sosial, bermasyarakat
dan lakukan kegiatan-kegiatan sosial, hal ini tidak hanya menguntungkan
fisik tapi juga mental, seperti menimbulkan rasa gembira dan merangsang
stimulus otak.
- Kembangkan hobi, luangkan waktu bersama
cucu-cucu anda, jika memungkinkan lakukan perjalanan dan tamasya, atau
berkebun.
- Nikmati setiap waktu dari kehidupan anda.
- Melakukan pemeriksaan berkala sejak berusia
40 tahun, terutama jika memiliki faktor risiko penyakit tertentu dari
keluarganya.
BAB III
KESIMPULAN
Sebagaimana
yang telah dijelaskan bahwa proses penuaan tidak dapat dihindar dan
implikasinya pada lansia, maka berbagai penelitian dilakukan untuk memperolah
penemuaan baru yang dapat membantu para lansia dapat menjalani hidupnya dengan
tenang, bebas dari kecemasan yang akan menimbulkan lebih banyak masalah.
Agar
para lansia dapat memasuki periode akhir dari kehidupannya dengan sukses terutama
dalam hal kesehatan, maka perlu dukungan dari berbagai pihak terutama dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Aspek – aspek yang berhubungan dengan masalah
kesehatan pada lansia baik itu fisiologis, psikologis, penyakit dan bedah,
obat-obatan maupun lingkungan hendaklah diperhatikan dalam memberikan asuhan
pada lansia.
Sekalipun
ilmu dan pengetahuan sudah sedemikian majunya, namun tidak ada satupun terapi
yang dapat menunda, atau mengobati implikasi dari proses penuaan. Terapi yang
ada hanya dapat mengurangi gejala, namun tentunya mempunyai efek samping baik
itu ringan bahkan kematian. Oleh karena itu, penggunaan terapi sulih hormone
masih merupakan pilihan yang kontroversi, harus diperhitungkan manfaat dan masalah
yang dapat ditimbulkan.
Daftar Pustaka
Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan
Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta
Dewi Prihastuti, 2001. Sebaran
Penduduk Lansia di Indonesia, Saat ini dan Masa
Depan. Kajian
Perspektif Demografi multiregional¸Warta Demografi
FEUI,
Tahun-3 No.1, Jakarta
http://binbask.Blogspot.com/2013/06/makalah-masalah-masalah-pada-lansia.html?m=1
diunduh pada tanggal 13 oktober 2013 pkl.11.20 WIB.
http://www.waspada.co.id/indexempat-belas-masalah-masalah-kesehatan-utama-pada-lansia
diunduh pada tanggal 13 oktober 2013 pkl. 11.25 WIB
http://cara-mengobati.com/search/cara-menanggulangi-dan-mencegah-masalah-kesehatan-pada-lansia/page/6
diunduh pada tanggal 13 oktober 2013 pkl. 12.50 WIB